Namun, saat semua sudah kembali berada di daratan, terlihat para penumpang menampakkan rasa emosi mereka, kekecewan, dan kemarahan karena sepertinya perjalanan mereka tidak terlaksana.
Namun, dari sebagian besar penumpang yang bersungut-sungut tersebut, tampak seorang ibu tua yang mukanya malah tersenyum. Seorang reporter yang melihatnya pun mendatanginya, serta bertanya, "Maaf Ibu, apakah Ibu juga adalah korban, atau keluarga dari korban kapal karam?"
"Iya, saya korban dari kapal yang karam tadi."
"Oh, mohon maaf, Bu, tetapi kenapa Ibu sepertinya malah terlihat bahagia dan tidak bersedih begitu, seperti kebanyakan penumpang yang lainnya?" tanya sang reporter. "Apalagi mungkin barang-barang Ibu juga hilang," lanjutnya.
Sang ibu tua itu hanya dengan tenang menyampaikan, "Ya, karena saya berusaha untuk mengucap syukur saja. Walau mungkin barang-barang saya hilang, tetapi keluarga saya tidak. Saya punya dua anak. Anak yang satu saya sudah meninggal, yang satu lagi masih ada di rumah. Kalau hari ini saya selamat, saya masih bisa bertemu lagi dengan anak saya di rumah. Tapi kalaupun saya tadi tidak berhasil diselamatkan, saya juga mengucap syukur kepada Tuhan karena saya bisa bertemu dengan anak saya yang pertama di surga."
Selalu saja ada hal-hal maupun keadaan yang membuat kita harus menentukan pilihan untuk maukah bersyukur, atau akankah berkeluh kesah, bersungut-sungut? Dalam bersyukur, akan ada kekuatan yang baru. Dalam mengeluh, hati akan menjadi tawar dan kecut.
Jika hari ini kita masih lebih sering untuk memilih mengeluh, marilah kembali pada pilihan yang benar—mengucap syukur di dalam segala hal. Seorang teman pun mengingatkan, cobalah untuk kita renungkan, pikirkan, dan amati, hamba Tuhan yang setia sampai saat ini tidak ada yang bersungut-sungut ("bawel"), tetapi mau tetap memilih berdiam di kaki Tuhan, yakin dan percaya bahwa Ia yang membela, memulihkan, menyediakan, sanggup mengubahkan, dan memberkati.
1 Tesalonika 5:18 (BSD), "Apapun keadaan yang sedang kalian hadapi, kalian harus selalu mengucap syukur pada Allah. Memang itulah yang Allah inginkan dari kalian, sebab kalian sudah menjadi milik Kristus Yesus, anak-Nya."
Thank [God] in everything [no matter what the circumstances may be, be thankful and give thanks], for this is the will of God for you [who are] in Christ Jesus [the Revealer and Mediator of that will]. (AMP)
And thank God …in all circumstances/regardless of what happens. God wants you to behave like that because of what Christ Jesus has done for you (because you have a close relationship with Christ Jesus). (DEIBLER)
~ FG