"Nggak ada teladan 'iman'…" mungkin katanya waktu itu, tapi Abram tetap mau melangkah bersama Tuhan.
Ibrani 11:8 (TSI), "Abraham pun demikian. Dia percaya penuh kepada Allah ketika disuruh pergi ke negeri lain, yaitu negeri yang Allah janjikan untuk diwariskan kepadanya dan keturunannya. Dengan percaya penuh, dia berangkat walaupun belum tahu ke mana dia harus pergi."
[Urged on] by faith Abraham, when he was called, obeyed and went forth to a place which he was destined to receive as an inheritance; and he went, although he did not know {or} trouble his mind about where he was to go. (AMP)
"Nggak ada wanita seperti aku yang pernah menolong menyelamatkan 'musuh' …" tetapi Rahab tetap memberanikan diri untuk memilih menyelamatkan beberapa pengintai dari Israel, dan wanita itu beserta keluarganya memperoleh anugerah keselamatan.
Ibrani 11:31 (TSI), "Begitu juga Rahab si pelacur. Karena percaya penuh kepada Allah, dia menerima dan menolong dua mata-mata Israel yang mengintai daerahnya. Itu sebabnya dia tidak ikut binasa bersama seluruh penduduk kota itu yang menolak percaya kepada Allah."
Rahab had been a prostitute, but because she trusted God, she did not perish with those inside Jericho who disobeyed God. Joshua sent some spies into the city in order to find ways to destroy it, but God saved her because she welcomed those spies peaceably. (DEIBLER)
"Aku nggak akan bisa bangkit dari kegagalanku …" namun Simon Petrus mau memilih untuk bangkit dari keterpurukannya, sebab identitas sejatinya bukanlah di kegagalannya, melainkan dalam penerimaan serta pengampunan yang ia terima dari Tuhan.
Mungkin kita pun merasa belum ada yang pernah ataupun yang pertama kali menjadi pionir dalam iman dari keluarga, lingkungan masyarakat, bahkan tempat kerja, ataupun pelayanan kita. Tetapi, maukah kita menjadi yang pertama kali melakukannya?
Atau mungkin kita akhir-akhir ini sedang merasa tidak berdaya, tidak bisa bangkit dari kegagalan maupun kesalahan, akan tetapi maukah kita menerima belas kasihan dari Tuhan dan pengampunan-Nya, serta terus melangkah dalam iman?
Ibrani 11:32-34 (BIS), "Nah, saya bisa saja terus-menerus berbicara, tetapi waktu tidak cukup untuk saya. Sebab saya belum lagi menyebut Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud, Samuel, dan nabi-nabi. Karena beriman, maka mereka sudah mengalahkan kerajaan-kerajaan. Mereka melakukan apa yang benar, sehingga menerima apa yang dijanjikan Allah. Mereka menutup mulut-mulut singa, memadamkan api yang hebat, terhindar dari tikaman pedang. Mereka lemah, tetapi menjadi kuat; mereka perkasa dalam peperangan sehingga mengalahkan pasukan-pasukan bangsa asing."
Masih banyak lagi contoh yang bisa saya ceritakan, seperti Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud, Samuel, dan para nabi. Tetapi tidak akan cukup waktu untuk menceritakan semuanya. Mereka diberi kuasa untuk merampas daerah-daerah kekuasaan para raja bangsa lain. Ada yang diberi kuasa untuk memerintah dengan adil, untuk menerima apa yang Allah janjikan kepada mereka, dan ada pula yang dilindungi-Nya sehingga tidak dimakan singa. Semua itu terjadi karena mereka percaya penuh! Ada orang-orang yang terhindar dari bahaya api besar, selamat dari perang, dan ada yang sangat lemah tetapi diberi kekuatan luar biasa. Ada juga orang yang menjadi pahlawan perang dan berhasil mengalahkan pasukan tentara musuh hingga melarikan diri, padahal pasukan Israel jauh lebih sedikit. (TSI)
"Most Bible characters met with failure and survived. Even when the failure was immense, those who found leadership again refused to lie in the dust and bemoan their tragedy. In fact, their failure and repentance led to a greater conception of God's grace. They came to know the God of the second, chance, and sometimes the third and fourth" (terjemahan bebas: Banyak tokoh dalam Alkitab yang pernah mengalami kegagalan, namun bangkit kembali. Bahkan ketika kegagalan itu terasa sangat besar, mereka menolak untuk menyerah atau meratapinya terus-menerus. Malahan, kegagalan dan pertobatan mereka menuntun pada pemahaman yang lebih mendalam tentang kasih karunia Allah Bapa. Mereka semakin mengenal Allah yang memberikan kesempatan kedua tersebut, bahkan mungkin tidak jarang juga kesempatan yang ketiga ataupun keempat, dan lainnya).
~ John Oswald Sanders
~ FG