Ps. Nala Widya pernah menyatakan, sesungguhnya hidup ini adalah tentang barter. Atau pertukaran.
Untuk contoh sederhananya, jika kita tahu bahwa terlalu banyak mengkonsumi goreng-gorengan akan tidak baik untuk kesehatan. Namun, mungkin masih banyak orang, bahkan barangkali diri kita sendiri, yang meski telah mengetahuinya, tetapi tetap memilih menukarkan kesempatan menjaga kesehatan yang baik dengan memakan makanan yang kurang menyehatkan.
Jika untuk hal-hal sederhana saja kita berusaha memilih dengan baik, terlebih lagi seharusnya terhadap sesuatu yang lebih besar, penting serta berarti bagi kita.
Tuhan menciptakan manusia. Namun, Ia juga memberi kita kebebasan untuk memilih. Karena itu, seperti apa sering kali pilihan-pilihan kita? Apakah yang menyenangkan hati-Nya, ataukah justru menyakiti hati Tuhan? Yudas Iskariot memilih menjual Gurunya hanya demi 30 puluh perak (Mat 27 : 3). Demas lebih memilih menukarkan imannya dan meninggalkan komunitas yang benar untuk mengasihi dunia ini (2 Tim 4 : 10).
Sulit memang mengambil pilihan. Apalagi pilihan-pilihan yang benar. Tetapi, akan lebih sulit lagi apabila menanggung konsekuensi atas pilihan yang salah.
Tetapi, apabila kalian tidak mau menaati TUHAN, maka putuskanlah hari ini juga siapa yang akan kalian taati: Apakah kalian akan menaati allah-allah nenek moyang kalian di seberang Sungai Efrat atau allah-allah orang Amori di tanah ini? Tetapi bagi aku sendiri serta seluruh keluargaku, kami akan menaati TUHAN." (Yos 24:15 FAYH)
Lalu Yosua berkata, "Tetapi kalian barangkali tidak akan sanggup mengabdi kepada TUHAN, sebab Ia Allah yang kudus, Yang Maha Esa. Ia tidak mau ada saingan. Kalau kamu meninggalkan Dia dan mengabdi kepada ilah-ilah lain, Ia tidak akan mengampuni dosamu. Sebaliknya, Ia akan melawan dan menghukum kalian. Ia akan membinasakan kalian, sekalipun dahulu Ia baik kepadamu." Maka orang-orang Israel itu menyahut, "Tidak! Kami tidak akan mengabdi kepada ilah-ilah lain. Kami akan mengabdi hanya kepada TUHAN!" Lalu Yosua berkata, "Nah, kalian sendirilah saksinya bahwa kalian sudah memutuskan untuk mengabdi hanya kepada TUHAN." "Benar," sahut mereka, "kami sendirilah saksinya." (Yos 24:19-22 BIS)
~ FG