Victor Hugo suatu hari pernah mengatakan, "There is one spectacle grander than the sea, that is the sky; there is one spectacle grander than the sky, that is the interior of the soul." Menurutnya, ada pemandangan yang lebih indah daripada lautan, dan itu adalah langit, serta terdapat panorama yang sesungguhnya jauh lebih indah ketimbang langit biru, yaitu kedalaman jiwa.
Lihatlah dan kenali kedalaman jiwa ataupun hati kita.
Dengan mengenali seperti apa diri kita ini serta kecenderung-kecenderungannya, maka akan menolong kita untuk mengantisipasi sesuatu yang buruk agar tidak kita lakukan. Miguel de Cervantes berujar, "The knowledge of yourself will preserve you from vanity," atau pengenalan akan diri sendiri dapat mencegah kita melakukan hal yang sia-sia.
Terutama dengan semakin mengenal pribadi Allah, apa yang dapat menyakiti ataupun menyenangkan hati-Nya, kita pun makin mengenal diri sendiri. Karena itu, sediakanlah waktu untuk mengenal-Nya melalui firman maupun pengalaman nyata sehari-hari. Ia pun dapat memakai kehidupan orang-orang lain untuk membentuk serta memproses karakter kita. Pergumulan pun terkadang perlu untuk mempraktikkan firman ataupun iman. Sebab iman tanpa ruang ujian ialah ibarat sekolah tanpa kenaikan kelas.
Mazmur 119:71, "Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu."
My troubles turned out all for the best--they forced me to learn from your textbook. (MSG)
Vance K. Jackson pernah menyatakan, "Let His Word fill and take deep root within every crevasse of your heart," atau izinkanlah firman-Nya supaya mengisi serta mengambil tempat terdalam di tiap relung hati kita. Sebab orang beriman yang bersatu dengan Kristus tidak lagi mempunyai suatu hukum yang hanya memaksa atau menyuruhnya dari luar, melainkan lahir dari dalam, oleh karena kerinduan, dan berasal dari kedalaman jiwamu.
"Most would be horrified if they saw not their faces, but their true character, in the mirror every morning." ~ Bohdi Sanders
~ FG