Dalam bukunya, Man's Search for Meaning, Viktor Emil Frankl pernah menyatakan bahwa menurutnya hanyalah ada dua jenis manusia, yaitu orang yang baik dan orang yang jahat.
Tidak jauh atau hampir senada dari hal itu, sesungguhnya rasul Paulus pun menguraikan dua golongan orang, yakni mereka yang hidup menuruti kedagingan atau tabiat dosa, dan orang-orang yang hidup menurut Roh.
Hidup menuruti kedagingan berarti mengingini, menyenangi, memperhatikan serta memuaskan keinginan tabiat manusia yang berdosa. Bukan cuma meliputi kedursilaan seksual, perzinaan, kebencian, kepentingan diri sendiri, kemarahan dan sebagainya, melainkan juga percabulan, pornografi, obat bius, kesenangan mental dan emosional dari adegan seksual melalui sandiwara, buku, TV, media sosial serta sejenisnya.
Sementara itu, hidup yang menurut Roh ialah mencari maupun tunduk pada pimpinan dan kekuatan Roh Kudus serta memusatkan pikiran pada hal-hal dari Allah. Lihatlah, betapa sungguh kontras atau sangat berbeda, bukan?
Karena itu, amatlah mustahil untuk mengikuti nafsu kedagingan dan menaati pimpinan Roh Kudus pada saat bersamaan. Kalau kita gagal melawan keinginan dosa dengan pertolongan Roh Allah, lalu sekadar hidup menuruti keinginan badani, kita menjadikan diri ini seteru atau musuhnya Allah dan sebenarnya menantikan kematian rohani yang kekal. Sedangkan, jika kita mau mengutamakan dan mengasihi Dia serta memperhatikan hal-hal yang dari-Nya dalam hidup ini boleh mengharap hidup kekal dan hubungan yang tulus dengan Allah.
Dengan kata lain, Paulus memberikan dasar bagi kepastian keselamatan. Jika seseorang terus-menerus mematikan perbuatan-perbuatan buruk dari tubuh, maka ia sedang memberi diri untuk dipimpin oleh Roh Allah. Roh Kudus berdiam dalam kita supaya mengarahkan dan memimpin agar kita berpikir, berbicara serta bertindak sesuai firman-Nya. Karena itu, orang-orang yang dipimpin oleh Roh adalah anak-anak Allah.
Ia mendorong kita agar bertekun dalam iman dan mengingatkan tentang kemurtadan iman pribadi dalam Kristus. Karena itu, jika kita menolak Dia, maka mengakibatkan kematian rohani, namun akan menghasilkan kehidupan rohani yang sejati serta adanya damai sejahtera apa pun yang terjadi atau dialami apabila kita menaati Dia.
Dorongan Roh Kudus pun dapat datang melalui membaca firman, berdoa sungguh-sungguh, mendengar khotbah atau ajaran-ajaran yang saleh, menjalankan tuntunan dari Roh Kudus ataupun memperhatikan nasihat orangtua maupun para pemimpin Kristen yang bisa dipercaya dan diandalkan.
Roma 8 : 13 – 14 (BIS), "Karena kalau kalian hidup menurut tabiat manusia, maka kalian akan mati; tetapi kalau dengan kuasa Roh Allah, kalian terus saja mematikan perbuatan-perbuatanmu yang berdosa, maka kalian akan hidup. Orang-orang yang dibimbing oleh Roh Allah, adalah anak-anak Allah."
Tetapi, kalian akan hidup, jika Roh Allah menolong kalian sehingga kalian tidak lagi berbuat dosa. Orang yang dikuasai oleh Roh Allah, sudah menjadi anak Allah. Allah sudah memberikan Roh-Nya kepada kalian. Roh itu tidak menjadikan kalian hamba, sehingga kalian hidup dalam ketakutan. Roh itu menjadikan kalian anak-anak Allah dan mendorong kalian untuk berkata kepada Allah, "Bapa! Ya, Bapaku!" (BSD)
Sebab, jika Saudara terus mengikutinya, Saudara sesat dan akan binasa; tetapi, jika oleh kuasa Roh Kudus Saudara menghancurkan tabiat itu dan perbuatan jahatnya, Saudara akan hidup. Semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak-anak Allah. (FAYH)
~ FG