Kejadian 5 : 24, "Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah."
Tentang Henokh, ada tertulis bahwa ia hidup enam puluh lima tahun lamanya, lalu beroleh seorang anak laki-laki. Kemudian ia hidup dengan Allah tiga ratus tahun lamanya. Setelah anaknya yang pertama itu lahir, Henokh mencapai suatu pengalaman yang lebih tinggi, yaitu:
Kehidupan Henokh yang benar itu sangat bertentangan sekali dengan kehidupan orang-orang jahat di sekelilingnya. Kesalehannya, kesuciannya, ketulusan hatinya yang tiada menyimpang ke kiri atau ke kanan adalah hasil dari hidup dengan Allah, sedang kejahatan dunia ialah akibat mereka hidup dengan penipuan, kegelapan moral dan perbuatan yang tercela.
Di tengah-tengah suatu kehidupan yang bekerja keras, Henokh tetap memelihara hubungannya dengan Allah. Makin besar dan mendesak pekerjaannya, makin tetap dan tekunlah permintaan doanya.
Setelah tinggal seketika lamanya di antara orang banyak, bekerja untuk mendatangkan kebajikan bagi mereka melalui pengajaran dan keteladanan, ia akan menarik diri, memakai sedikit waktu dalam kesunyian, lapar dan haus akan pengetahuan ilahi yang hanya Allah dapat memberikannya.
Berjalan demikian bersama Allah, Henokh makin lama makin memantulkan cermin ilahi. Wajahnya bersinar-sinar dengan cahaya yang suci. Ketika keluar dari perhubungan ilahi ini, orang-orang yang tiada beribadah sekalipun memandang dengan takut dan hormat akan cap surga yang ada di wajahnya.
Kita pun haruslah hidup dengan Allah. Kalau kita berbuat ini, maka kita akan diterangi oleh kemuliaan hadirat-Nya, dan apabila bertemu satu sama lain, kita akan berbicara tentang kuasa-Nya dan bahwasanya Tuhan itu baik, untuk selama-lamanyalah kasih setia-Nya.
~ Jenni