Ada banyak sekali kata 'kuasa' yang dipakai dalam Perjanjian Baru, terutama terkait kuasa Allah.
'Kuasa' sendiri berarti kemampuan, kesanggupan berbuat sesuatu, kekuatan, wewenang atas ataupun untuk menentukan (memerintah, mewakili, mengurus, dan lain-lain) sesuatu, serta pengaruh. Kuasa ilahi melampaui segala hal alami, seperti halnya yang pernah dialami seorang pegawai istana dalam peristiwa kesembuhan anaknya.
Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit. Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya." Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang." Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu iapun percaya, ia dan seluruh keluarganya. Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea. (Yohanes 4:46-54)
Cara-Nya bukan cara kita. Kuasa-Nya tidak dibatasi ruang dan waktu. Saat pegawai istana tersebut datang jauh-jauh (sekitar 24 dari Kapernaum ke Kana) pada Yesus dan memohon kepada-Nya supaya ikut sertanya ke rumah supaya menyembuhkan anak lelakinya yang sedang sakit serta mungkin sekarat, Tuhan justru hanya mengatakan bahwa anaknya telah sembuh dan tidak akan mati.
Bangsawan itu awalnya mengira Tuhan tidak akan dapat menyembuhkan putranya dari kejauhan, sehingga meminta-Nya supaya datang bersama ke rumahnya. Kita pun cenderung membatasi cara kerja Allah dan berpikir kuasa-Nya menurut pemikiran kita sendiri, seolah-olah kita mampu mengajari-Nya cara sebaiknya bertindak.
Tidak banyak perkataan lain yang diucap, ataupun tindakan dan perintah untuk dikerjakan selain, "Pergilah, anakmu hidup," maka kesembuhan itu terjadi. Jarak dan waktu bukanlah rintangan bagi pengetahuan maupun kuasa Allah. Pun saat ini, meski Ia berada di kerajaan surga, dan kita umat-Nya ada di dunia, Dia dapat menjangkau dari tempat yang mahatinggi.
Walau terkadang Ia menahan atau menolak apa yang kita inginkan, namun Dia sanggup menyediakan serta memberikan yang terbaik. Dan ingatlah, kuasa-Nya tercurah melalui kuasa perkataan-Nya.
Matthew Henry mengatakan, kabar baik akan datang pada orang-orang yang berharap dalam firman Allah. Firman Allah, bila dipelajari baik-baik, akan menolong kita memahami perbuatan dan pemeliharaan-Nya. Kemudian, perbuatan serta pemeliharaan Allah, bila diperhatikan dengan baik, akan menolong kita memahami perkataan-Nya, karena setiap hari Allah menggenapi firman-Nya.
~ FG