Siapakah di antara kita yang tidak bisa egois? Kita semua rentan untuk melakukannya. Entah secara terang-terangan, entah secara tersembunyi dengan motif yang lain di dalam hati.
Sewaktu menjemput istri pulang bekerja dari puskesmas, saya melihat sebuah mobil sedan mewah bewarna putih lewat. Menyalip mobil-mobil lain dengan kencang dan seenaknya, tanpa memberi tanda lampu sein. Seolah pengendaranya bertingkah sesuai plat nomor mobilnya di jalanan. Apa nomornya? E 60 IS. Atau terbaca egois.
Apa pun niat sang pemilik kendaraan, itu pun bisa menandakan bahwa memang betapa manusia cenderung memiliki keinginan untuk bertindak egois maupun bersikap sombong.
Namun, beda halnya apabila ada orang-orang yang mau merendahkan hati, tidak egois atau melulu memikirkan dirinya dan keperluannya sendiri terus-menerus, serta belajar memerhatikan ataupun menolong orang lain sekecil apa pun bantuannya itu.
Sebab Allah membenci kesombongan, dan mengasihi orang yang rendah hati.
Hari ini, jika ada kesempatan untuk kita berbuat baik, sekalipun tidak banyak orang yang mengetahuinya, dan mungkin hanya kita sendiri dengan Tuhan, maukah kita melakukannya?
Yakobus 4 : 6 (FAYH), "Tetapi di samping itu Allah memberi kita kekuatan untuk melawan segala keinginan jahat. Sebagaimana dikatakan dalam Kitab Suci, Allah memberi kekuatan kepada orang yang rendah hati, tetapi Ia menentang yang sombong dan angkuh."
Jika orang hormat dan takut akan Allah, ia akan membenci kejahatan. Karena kebijaksanaan membenci kesombongan, ketinggian hati, kebobrokan, dan segala macam penipuan. (Amsal 8:13 FAYH)
Apabila Saudara insaf bahwa Saudara tidak layak di hadapan Tuhan, Ia akan mengangkat dan membesarkan hati Saudara serta menolong Saudara. (Yakobus 4:10 FAYH)
~ FG