Markus 15 : 7, "Dan pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan."
Matius 2 7 : 16, "Dan pada waktu itu ada dalam penjara seorang yang terkenal kejahatannya yang bernama Yesus Barabas."
Nama Barabas dalam bahasa Aram, yang sudah sangat jarang dipakai, berarti anak laki-laki bapak.
Waktu itu ia seorang narapidana karena pemberontakan politik terhadap pihak Romawi serta melakukan pembunuhan. Dan ia ditahan pada saat pengadilan Yesus.
Konon, ada kebiasaan untuk membebaskan seorang tahanan pada hari Paskah yang merupakan adat Yahudi yang diterima Pilatus, namun tak ada bukti pasti mengenai ketetapan tersebut.
Juga, terdapat kemungkinan bahwa ia juga disebut sebagai Yesus Barabas. Karenanya, pertanyaan Pilatus sebenarnya: Yesus manakah yang dikehendaki untuk dibebaskan? Banyak orang Yahudi, para imam serta ahli Taurat, menuntut penyaliban Yesus yang disebut Mesias, lalu membebaskan Barabas. Para imam pun mungkin memanfaatkan tuntutan pendukung Barabas untuk membebaskannya.
Yohanes 18 : 40 (BIS), "Mereka menjawab dengan berteriak-teriak, "Tidak, jangan Dia, tapi Barabas!" (Barabas adalah seorang perampok.)"
Peristiwa pembebasan Barabas ini menggantikan Yesus yang seharusnya dibebaskan karena tidak diketemukan kesalahan pada-Nya. Sementara itu, Barabaslah yang akhirnya dapat menghirup udara bebas, terhindar dari hukuman penyaliban. Dia yang seharusnya mati, memperoleh keselamatan dan kebebasan.
Anak Domba yang tak bersalah telah menggantikan posisi Barabas yang "semestinya" tidaklah layak menerima semua anugerah itu. Tetapi, bukankah demikian dengan kita sendiri juga seharusnya? Betapa besar dosa-dosa, pelanggaran dan pemberotakan kita terhadap Dia. Namun, Ia mati bagi kita menebus dari dosa, sehingga kita dilayakkan menjadi anak-anak-Nya. Dan puji Tuhan, Ia tak hanya mati menebus kita dari dosa, melainkan Ia pun telah bangkit bagi kita!
~ FG