Dalam hal apa kita bisa setia? Dan seperti apakah yang tergolong orang-orang yang setia? Firman Tuhan memberi contoh dan mengingatkan seperti Tikhikus serta Onesimus.
Kolose 4 : 7 & 9, "Semua hal ihwalku akan diberitahukan kepada kamu oleh Tikhikus, saudara kita yang kekasih, hamba yang setia dan kawan pelayan dalam Tuhan … Ia kusuruh bersama-sama dengan Onesimus, saudara kita yang setia dan yang kekasih, seorang dari antaramu. Mereka akan memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang terjadi di sini."
Akan tetapi, masih adakah dan dapatkah kita temukan orang-orang yang setia pada hari-hari ini khususnya? Lalu, apakah kita pun termasuk demikian—loyal, tekun, jujur, dapat dipercaya, adil, bertanggung jawab, terus menjaga integritas agar tetap memiliki nama baik?
Amsal 20:6 (FAYH), "Banyak orang mengatakan bahwa mereka adalah sahabat-sahabat yang setia, tetapi sungguhkah demikian?"
"Aku menugaskan orang-orang berikut ini untuk mengawasi kamar-kamar perbekalan itu: Imam Selemya, Zadok seorang ahli Hukum dan Pedaya seorang Lewi. Hanan anak Zakur dan cucu Matanya kutugaskan membantu mereka. Aku tahu bahwa orang-orang itu dapat dipercaya dan akan mengurus pembagian bahan-bahan itu kepada teman-teman sekerjanya dengan jujur." (Nehemia 13:13, BIS)
Dengan lain kata, kesetiaan lebih penting daripada "sekadar" kemampuan. Sebab mungkin banyak orang bisa belajar serta memperlengkapi diri lebih lagi dengan kemampuan yang lain maupun berpikir dan bermimpi besar, melainkan tidak banyak orang yang mau belajar untuk setia. Terutama dalam hubungan kita dengan Tuhan, setiakah kita pada-Nya dan firman-Nya setiap hari serta proses yang ada?
Allah memandang berharga kesetiaan kita. Jika mungkin kita pernah gagal dalam hal kesetiaan, mintalah ampun kepada-Nya. Kasih setia-Nya kekal, lebih setia daripada mentari pagi yang terbit tiap pagi. Namun ingat, kesetiaan-Nya memang merupakan penghiburan serta karunia bagi kita yang tetap setia, tetapi menjadi peringatan serius bagi orang-orang yang undur dari iman mereka dalam Kristus.
Tetapi sekalipun pada waktu kita ini demikian lemah sehingga tidak beriman, Ia tetap setia dan menolong kita, karena Ia tidak dapat menyangkal kita yang merupakan bagian dari diri-Nya sendiri; dan janji-janji-Nya kepada kita akan selalu dilaksanakan-Nya. (2 Timotius 2:13, FAYH)
"If we are faithless [do not believe and are untrue to Him], He remains true (faithful to His Word and His righteous character), for He cannot deny Himself." (versi AMP)
~ FG