Yohanes 5 : 17, "Tetapi Ia berkata kepada mereka: 'Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.'"
Yohanes 6 : 27, 29, "Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya … Jawab Yesus kepada mereka: 'Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.'"
Boleh-boleh saja bekerja, dan tentu kita pun mestilah berusaha memberikan, melakukan sesuatu yang sebaik-baiknya. Namun pertanyaannya, haruskah kita meletakkan identitas hanya di dalam pekerjaan maupun melalui pelayanan? Terutama, mengaitkan serta keberhargaan kita semata-mata pada yang melekat di kulit atau apa yang kita kenakan, kendarai, dan segala yang tampak dari luar saja, apalagi sekadar mengukur nilai atau jati diri dengan memiliki banyak uang.
Sebagai anak-anak Tuhan, identitas, nilai serta jati diri kita yang sejati hanyalah di dalam Dia yang memelihara hidup kita. Jadi, janganlah mau menukarkan yang kekal itu dengan segala sesuatu yang sementara di dunia ini.
"Karena engkau sungguh berharga di hadapan-Ku, dan bernilai !!" (Yes. 43:4, KSKK)
"Lihatlah, Aku telah mengukir namamu pada tangan-Ku. Aku mengingat engkau sepanjang waktu." (Yes. 49:16, VMD)
Don't be obsessed with money but live content with what you have, for you always have God's presence. For hasn't he promised you, "I will never leave you, never! And I will not loosen my grip on your life!" (Ibrani 13:5, TPT)
~ FG