Ya, hidup kita hanya sementara selama masih di bumi ini. Dan ada kehidupan sesudah kematian. Namun pertanyaannya, ke manakah kita akan berada di kekekalan kelak, apakah di surga, kerajaan Allah yang kekal ataukah di lautan api yang menyala-nyala, yaitu neraka?
Mazmur 90 : 10a (FAYH), "Kami diberi hidup selama tujuh puluh tahun. Beberapa dari kami mungkin hidup sampai delapan puluh tahun."
Tentu kita ingin masuk surga yang kekal, bukan? Dan karenanya, kita terus menaruh percaya dan pengharapan kita pada Tuhan Yesus Kristus, Batu Karang yang teguh.
Namun, kita pun mesti terus-menerus menjaga hidup kita agar berkenan. Mengapa? Sebab menurut catatan Full Life, kita harus bertanggung jawab kepada-Nya terhadap seluruh perbuatan kita. Ia akan menilai masing-masing orang, entah itu orang percaya ataupun tidak, serta menghakimi semua perbuatan, entah baik ataupun jahat. Kita tidak akan dibenarkan pada Hari Penghakiman apabila mengabaikan atau menolak kasih karunia Allah selama masih hidup di dunia ini.
Pengkhotbah 12 : 13, (VMD), "Sekarang apakah yang harus kita pelajari dari yang tertulis dalam buku itu? Yang paling penting yang dapat dikerjakan orang ialah menghormati Allah dan menaati perintah-Nya, karena Allah tahu tentang segala sesuatu yang dilakukan orang—bahkan rahasia pun. Dia tahu tentang semua yang baik dan yang buruk dan Dia akan menghakimi orang atas segala sesuatu yang dilakukannya."
Every man dies. Not every man really lives. ~ William Wallace
~ FG