Setiap orang bisa saja terkena masalah. Apalagi, sudah jatuh tertimpa tangga. Tidak ada dari kita pun yang kebal. Dan yang hanya mampu mengatasi masalah tanpa masalah, seperti ujar teman saya, adalah pegadaian.
Kita tahu, orang-orang yang masih hidup dalam dosa pun bisa saja terlihat mengalami atau menerima sesuatu yang baik-baik saja, sementara seseorang yang sangat dekat dengan Tuhan malah tertimpa sesuatu yang sepertinya sangat buruk.
Apakah yang salah?
Jika ada satu hal pembeda, itu adalah respons ataupun dampaknya. Stephen R. Covey pernah berkata, "Between stimulus and response, there is a space where we choose our response," atau di antara hal-hal pemicu (entah berkat maupun masalah) dan sikap atau respons kita sebenarnya terdapat ruang bebas untuk kita memilih hingga akhirnya tercipta sikap ataupun respons tersebut.
Peristiwa negatif dapat terjadi dan menimpa, namun orang-orang yang dekat, sungguh-sungguh hidup karib dengan Tuhan mestinya memiliki atau menghasilkan respons yang berbeda. Respons yang lebih baik daripada mereka-mereka yang mungkin acuh tak acuh ataupun tak mau ambil bagian dalam mengenal dan mengikut Dia.
Tetaplah dekat dengan-Nya supaya kita tidak mudah menyerah, hancur hati ataupun terus-menerus mengeluh dan melenguh putus asa karena merasa tiada jalan keluar. Sebab di dalam Tuhan Yesus pasti masih ada harapan, kekuatan serta penghiburan. Ia akan menyertai dan tidak akan pernah meninggalkan kita.
Kis. 10 : 34 (BSD) Lalu Petrus berkata, "Sekarang saya sungguh-sungguh sadar bahwa Allah tidak membeda-bedakan orang. Ia senang dengan setiap orang yang taat kepada-Nya dan melakukan yang baik. Ia tidak peduli orang itu dari bangsa apa."
Yak. 5 : 17 (TSI) Sebagai contohnya, Elia adalah orang biasa yang sama seperti kita. Tetapi dia berdoa dengan sungguh-sungguh supaya hujan tidak turun, dan ternyata hujan tidak turun di negeri itu selama tiga tahun enam bulan!
Rm. 4 : 18 (BSD) Abraham terus saja menunggu dengan percaya. Dan meskipun ia lama sekali menunggu sampai tidak ada lagi alasan baginya untuk menunggu, ia tetap saja percaya bahwa Allah akan menepati janji-Nya. Oleh karena itu Allah menjadikan dia bapak bagi banyak bangsa. Di dalam Kitab Suci tertulis, "Keturunanmu akan menjadi banyak sekali."
~ FG