Yakobus 2 : 14
Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
Terkadang diperlukan suatu tindakan nyata untuk menyatakan iman kita.
Jika mengamati kehidupan para teladan iman pun, mereka pasti telah menghadapi adanya tantangan, pergumulan, ataupun perjuangan yang menunjukkan tindakan iman.
Sebab mungkin banyak orang yang mengaku percaya ataupun beriman kepada Tuhan Yesus, namun ketika menjumpai permasalahan tertentu, tidak menunjukkan bukti pengabdian yang sungguh kepada-Nya maupun firman-Nya.
Iman yang sejati pun akan terus-menerus memiliki ketaatan, yang merupakan aspek penting dari iman, kepada Tuhan. Orang yang taat akan percaya, dan orang yang percaya akan taat. Namun, kita memelihara iman yang aktif dan tekun bukanlah dengan usaha atau kekuatan kita sendiri, melainkan oleh karena kasih karunia Allah serta pertolongan Roh Kudus.
Yakobus menggunakan kata asli dalam bahasa Yunani 'ergon' untuk 'perbuatan-perbuatannya' (ay. 21, 24, 25) yang menunjuk pada kewajiban kepada Allah serta sesama manusia yang bersumber dari iman yang sungguh-sungguh, hati yang murni, kasih karunia Allah, serta keinginan untuk menyenangkan hati Kristus.
Dengan demikian, iman yang menyelamatkan akan menghasilkan perbuatan-perbuatan kasih. Iman dan perbuatan tidak pernah dapat terpisahkan, sebab perbuatan dengan sendirinya mengalir dari iman.
Yakobus 2 : 14, (BIS)
Saudara-saudara! Apa gunanya orang berkata, "Saya orang yang percaya", kalau ia tidak menunjukkannya dengan perbuatannya? Dapatkah iman semacam itu menyelamatkannya? Begitulah juga dengan iman, jika tidak dinyatakan dengan perbuatan, maka iman itu tidak ada gunanya. Mungkin ada yang berkata, "Ada orang yang bersandar kepada imannya dan ada pula yang bersandar kepada perbuatannya." Saya akan menjawab, "Tunjukkanlah kepada saya bagaimana orang dapat mempunyai iman tanpa perbuatan dan saya akan menunjukkan dengan perbuatan bahwa saya mempunyai iman."
Saudara sekalian yang saya kasihi, apa gunanya mengatakan bahwa Saudara beriman dan bahwa Saudara orang Kristen, kalau Saudara tidak membuktikannya dengan jalan menolong orang lain? Apakah iman serupa itu akan menyelamatkan orang? Jadi, Saudara lihat, bahwa hanya beriman saja tidaklah cukup. Saudara harus berbuat baik untuk membuktikan bahwa Saudara beriman. Karena tanpa perbuatan baik iman itu mati dan tidak berguna. Tetapi orang mungkin berkata, "Saudara berpendapat bahwa jalan menuju Allah hanyalah dengan jalan iman, tanpa apa-apa lagi. Saya berpendapat bahwa perbuatan baik itu juga penting, karena tanpa perbuatan baik, Saudara tidak dapat membuktikan iman Saudara; tetapi dari perbuatan saya orang dapat melihat bahwa saya beriman." (FAYH)
~ FG