"Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus!" (Mazmur 77:13a)
Karena Allah adalah kudus, maka jalan-jalan-Nya pun kudus. Kekudusan penting bagi Dia, dan Ia ingin menguduskan, memisahkan umat-Nya supaya menjadi teladan bagi banyak orang. Sebab kekudusan berarti sesuatu atau seseorang yang telah dipisahkan oleh Allah dari tengah-tengah lingkungannya untuk tujuan tertentu.
Memang tidak mudah menjaga kekudusan, apalagi dengan adanya berbagai tawaran menarik dari dunia dan masih banyak orang yang menyepelekannnya. Tidak semua bisa menjaga ataupun berusaha supaya tetap kudus.
"Berusahalah juga untuk hidup suci, khusus untuk Tuhan. Sebab tidak seorang pun dapat melihat Tuhan kalau ia tidak hidup seperti itu." (Ibrani 12:4 b-c, BIS)
Dan berusahalah hidup bebas dari dosa. Jika hidup seseorang tidak kudus, ia tidak akan melihat Tuhan. (VMD)
Bukan berarti hanya menjaga diri atau terbebas dari hal-hal yang berbau pornografi, melainkan kekudusan utamanya lebih pada hati yang murni, pikiran yang bersih, serta sikap yang teguh—seperti halnya yang dimiliki Yusuf.
Mungkin setiap hari dan di manapun akan ada saja godaan atau rayuan dari dunia, tetapi akankah kita menjauhi seperti Yusuf, ataukah mendekati serta terperosok ke dalamnya?
"Meskipun istri Potifar membujuk Yusuf setiap hari, pemuda itu tetap tidak mau tidur bersamanya." (Kejadian 39:10, BIS)
Jadi, meskipun ia membujuk Yusuf hari demi hari, Yusuf tidak mau mendengarkan bujukannya untuk tidur di sisinya, bahkan sekadar untuk menyertainya. (Shellabear)
Tetapi dari hari ke hari perempuan itu terus-menerus merayu dia, walaupun Yusuf menolak dan sedapat mungkin menjauhkan diri daripadanya. (FAYH)
Yakinlah, kekudusan akan membuat kita mengalami serta memiliki tuntunan, perlindungan dan damai sejahtera yang dari Allah. Sebab Ia kudus, jalan-Nya adalah kudus, dan Ia Raja Damai.
~ FG