Max Park memenangkan banyak rekor untuk kejuaraan pertandingan kubus rubik. Permainan yang ditemukan dan diciptakan pertama kali oleh seorang profesor bernama Erno Rubik itu memikat perhatiannya di usianya yang sangat belia.
Lahir pada November 28, 2001 di kota Cerritos, California, Amerika Serikat, pada usia dua tahun ia didiagnosis menderita autisme akut dan amat membutuhkan pendampingan dari kedua orangtuanya. Mendengar berita tersebut, Schawn dan Miki Park ayah dan ibunya begitu bersedih sampai menangis sejadinya di kamar bersama, namun setelah itu mulai memikirkan apa yang masih bisa mereka lakukan terhadap hal itu.
Suatu saat, ibunya memberi mainan kubus rubik dan melihat putranya ternyata mampu menyelesaikannya. Mengira hanya kebetulan serta cuma sekali, makin hari Max makin cepat menyelesaikan. Hingga akhirnya, orangtuanya menyertakan anaknya tersebut ke sejumlah pertandingan yang tujuan awal mereka lebih untuk melatih & mengembangkan kemampuan bersosialisasi maupun motoriknya, namun Max Park justru menjadi juara pertama di banyak kejuaraan, baik lokal bahkan internasional.
Setiap manusia punya potensi pribadi yang mungkin masih terpendam. Tuhan mengaruniakan kepada kita masing-masing suatu talenta tertentu yang apabila kita mau kembangkan dan gunakan, akan bermanfaat bagi kita maupun banyak orang lainnya.
"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau." (Yeremia 1:5 a)
Latihlah talenta yang Tuhan percayakan bagi kita. Dan marilah tidak menilai orang lain dari sekadar latar belakang ataupun penampilannya, sebab siapa tahu ia memiliki potensi terpendam yang sangat luar biasa, seperti halnya Max Park. Serta bersyukurlah untuk setiap permasalahan yang ada, yang mungkin dapat memunculkan ataupun akan membentuk potensi terbesar kita.
"By perseverance the snail reached the ark" (Bahkan seekor siput pun akhirnya sampai ke bahtera Nuh karena bersabar dan terus berjuang sampai tujuan). ~ Charles Spurgeon
(FG)