Apakah kita merasa tidak bisa berhenti dan masih terjerat dalam kebiasaan yang salah serta hal yang tidak baik, misalnya pornografi?
Jika kita ingin terbebas dan merdeka dari semua itu, berikut lima langkah praktis yang dapat kita pertimbangkan dan lakukan:
Pdt. Markus Simanjuntak pun pernah mengingatkan kita sebagai suami-istri dalam keluarga, agar terhindar dari jerat perselingkuhan maupun pornografi, bersyukurlah untuk pasangan hidup kita sekarang yang dari Tuhan.
Robert Jeffress pernah berkata, "There comes a time in every man's life when he wakes up and realizes he will never marry Cindy Crawford, be president of his company, or have a million dollars. At that point, he can leave his wife, quit his job, buy a red convertible, and search for a new road to travel. Or, like the Apostle Paul, he can learn the powerful secret of contentment."
(Akan ada waktunya dalam kehidupan tiap manusia, pria khususnya dalam hal ini, yaitu saat ia terbangun di pagi hari dan menyadari bahwa ia takkan pernah bisa menikahi model cantik, menjadi direktur perusahaan, atau memiliki uang jutaan dolar. Di titik momen seperti itu, ia bisa saja meninggalkan istrinya, berhenti dari pekerjaannya, atau mencoba mencari jalan baru untuk berpetualang. Ataukah seperti halnya rasul Paulus, ia bisa belajar menerima rahasia besar dari merasa cukup dan bersyukur).
"But what happens when we live God's way? He brings gifts into our lives, much the same way that fruit appears in an orchard—things like affection for others, exuberance about life, serenity. We develop a willingness to stick with things, a sense of compassion in the heart, and a conviction that a basic holiness permeates things and people. We find ourselves involved in loyal commitments, not needing to force our way in life, able to marshal and direct our energies wisely." (Galatia 5:22-23, The Message)
(FG)