Sudah lamakah kita tidak berpuasa? Ataukah hanya melakukannya apabila ada rutinitas tertentu dari luar yang membuat kita merasa terpaksa untuk puasa?
Kita dapat berpuasa terutama untuk merendahkan diri di hadapan Allah dan mencari kehendak-Nya. Selain itu, mengutamakan Dia dan bersekutu erat dengan-Nya.
Meski sah-sah saja ketika memiliki sebuah pergumulan tertentu, maka berpuasalah kita, namun kedua hal di atas tadi mestilah menjadi motivasi utama kita. Jadi, bukan hanya juga untuk menahan haus dahaga ataupun rasa lapar.
"Raja dan para pembesarnya memerintahkan untuk mengumumkan ke seluruh kota begini, 'Janganlah ada seorang pun yang makan atau yang minum, bahkan hewan pun jangan. Semua orang harus memakai pakaian karung dan berseru dengan keras kepada Allah. Hendaknya semua orang meninggalkan cara hidupnya yang jahat, berpaling dari kekerasannya dan dari perampokannya'" (Yunus 3:7-8, FAYH).
Yakinlah, Tuhan pasti menolong tepat pada waktunya dan melalui banyak cara, serta melihat kesungguhan maupun kerendahan hati kita.
Lagipula, apabila hewan saja sanggup untuk tidak makan dan minum juga pada ayat di atas, apakah kita tidak mau lagi berpuasa?
"Pergilah, kumpulkan semua orang Yahudi di Susan dan berpuasalah untukku. Jangan makan ataupun minum selama tiga hari tiga malam. Aku dan dayang-dayangku juga akan berpuasa. Kemudian, walaupun sudah ada larangan yang keras, aku akan masuk juga menghadap raja. Jika aku harus mati, biarlah aku mati" (Ester 4:16, FAYH).
(FG)