"Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu" (Yoh. 13:15).
Salah satu teladan yang sulit dari Tuhan untuk dilakukan dalam hidup kita sebagai orang percaya adalah merendahkan diri.
Misalnya, ketika kita merasa tidak dihargai oleh orang lain, maka hal tersebut akan membuat kita mudah sekali menjadi marah, kecewa, ataupun putus asa. Karena sejujurnya, kita semua membutuhkan pengakuan dan penghargaan diri dari orang lain. Ada yang mengatakan, apa jadinya jika aku tidak dihargai? Apa jadinya jika orang lain tidak mengakui keberadaanku?
Oleh sebab itu, tidak heran apabila mungkin banyak orang yang akan mati-matian berusaha memperoleh pengakuan diri tentang keberadaannya.
Yesus memutarbalikkan konsep para murid, bahkan konsep dunia tentang harga diri. Alkitab mencatat, Yesus yang adalah Guru dan Tuhan, justru merendahkan diri & mulai membasuh kaki murid-murid-Nya. Meski tidak pernah ada tradisi di manapun seorang guru membasuh kaki murid-muridnya, namun hal itu Yesus lakukan untuk mewariskan teladan bagi murid-murid-Nya.
Harga diri dan kebesaran diri seseorang, bagi Yesus, terkait erat pada kemampuan bersikap merendahkan diri di hadapan Allah dan sesama. "Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mat. 20:28).
Hari ini, belajarlah rendah hati seperi Yesus. Sebab dengan cara demikian, kita pun akan dimuliakan oleh Tuhan pada waktunya. Dan perlu kita ketahui, rendah hati bukanlah sebuah kehinaan. Justru orang yang rendah hati adalah orang yang besar, karena ia mampu menekan egonya dan dapat melayani orang lain, bahkan melayani orang yang lebih rendah keberadaannya.
"Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu" (Mat. 20:26-27).
(Jenni P.)