Seorang ibu rumah tangga merasa iri ketika melihat teman masa kecilnya kini telah menjadi orang yang sangat kaya. Kemudian, suami beliau mengingatkan dan membuatnya sadar bahwa itu bukanlah hal yang paling penting. Sebab menjadi intim dengan Tuhan & semakin mengenal Dialah hal yang lebih penting.
Tidak ada yang salah dengan kekayaan ataupun menjadi kaya, sebab dengan demikian dapat memudahkan hampir segala sesuatu ataupun berbagai keperluan. Banyak orang juga yang mungkin ingin menjadi kaya supaya terpandang. Jika kita melihat beberapa contoh dari Alkitab pun seperti Abraham, Ishak, Ayub dan lain-lain adalah orang-orang yang diberkati berlimpah oleh Tuhan lewat harta kekayaan.
Tetapi, Tuhan Yesus memperingatkan supaya mengintrospeksi diri apakah ada sifat-sifat tamak, selalu mementingkan diri sendiri atau egois, serta selalu menginginkan lebih, lebih dan lebih lagi. Bukan semata-mata tentang harta ataupun uang, melainkan sikap serta kondisi hati kita.
"Lalu Yesus berkata kepada orang banyak yang ada di situ, 'Hati-hatilah, jangan sampai kalian menjadi serakah. Sebab, orang mempunyai hidup sejati bukan karena ia memiliki harta yang banyak'" (Luk. 12:15, BSD).
"Lalu Dia berkata kepada mereka, 'Waspadalah dan berjaga-jagalah! Jangan sampai kalian serakah—baik serakah akan uang maupun harta. Karena hidup kalian tidak hanya tergantung kepada uang atau harta kekayaan'" (TSI).
Kata Yunani pleonexia untuk ketamakan atau keserakahan, secara harfiah berarti kehausan untuk memiliki lebih banyak. Tamak bukanlah menunjuk pada hal mencukupi kebutuhan pribadi ataupun keluarga. Kemudian, selain bekerja demi mencukupi kebutuhan, kita pun harus mencari Allah dan kebenaran-Nya.
Sebagai orang benar pun sebaiknya kita tidak merasa iri, apalagi bersedih hati ataupun gelisah terhadap keberhasilan dari orang-orang yang duniawi atau jahat.
Menurut catatan Full Life, "Kekayaan di dunia diatur sedemikian rupa oleh Pemeliharaan ilahi sehingga sering kali banyak orang benar justru memiliki sedikit saja, sementara orang jahat memilikinya dengan berlimpah-limpah. Dengan begitu, Allah ingin menunjukkan kepada kita bahwa hal-hal duniawi bukanlah yang terbaik. Sebab, jika tidak, pastilah orang yang paling dekat dengan-Nya dan yang paling dikasihi-Nya akan mendapatkan yang terbanyak."
Kemudian, sedikit harta yang dipakai untuk melayani & memuliakan Allah lebih baik daripada harta berlimpah yang disediakan untuk memuaskan hawa nafsu. Karena itu, luar biasa apabila ada orang-orang kaya yang tetap rendah hati serta mau melayani Tuhan yang Empunya segala sesuatu.
Orang-orang yang rendah hati akan puas dan menikmati segala jenis penghiburan yang mereka terima sebagai makhluk ciptaan. Mereka akan bergirang karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah. Mungkin tidak memiliki harta berlimpah ruah, tetapi mempunyai sesuatu yang lebih baik lagi, yaitu limpahnya damai sejahtera di hati & ketenangan dalam pikiran. Sebab Allah sanggup menyediakan dengan berbagai cara ataupun menguatkan hati agar merasa cukup sehingga sekalipun kesusahan, tidak akan seperti orang fasik yang gusar, melainkan akan bersorak-sorak dalam Tuhan yang mampu menyelamatkan.
(FG)