"Oleh sebab itu, berusahalah sungguh-sungguh supaya kalian tetap percaya kepada Kristus dan percayamu itu ditunjang oleh hidup yang baik. Di samping hidup yang baik, kalian perlu menjadi orang yang berpengetahuan, dan di samping pengetahuan, kalian harus juga bisa menguasai diri. Dan selain bisa menguasai diri hendaklah kalian juga memupuk diri untuk tabah menghadapi segala sesuatu. Di samping tabah menghadapi segala sesuatu, kalian harus juga hidup menurut kemauan Allah. Dan hidup menurut kemauan Allah harus juga dilengkapi dengan kasih sayang kepada saudara-saudara seiman. Selanjutnya hendaklah kasih sayangmu kepada saudara-saudara seiman ditambah dengan kasih terhadap semua orang. Semuanya itu adalah sifat-sifat yang kalian perlukan. Kalau sifat-sifat itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kalian akan menjadi giat dan berhasil, dan mengenal Yesus Kristus Tuhan kita dengan lebih baik lagi. Tetapi orang yang tidak mempunyai sifat-sifat itu, pandangannya picik; ia tidak bisa melihat dan ia lupa bahwa dosa-dosanya yang lampau sudah dibersihkan. Sebab itu, Saudara-saudara, berusahalah lebih keras supaya panggilan Allah dan pilihan-Nya atas dirimu itu menjadi semakin teguh. Kalau kalian melakukan itu, kalian tidak akan murtad. Dengan demikian kalian akan diberi hak penuh untuk masuk Kerajaan yang kekal dari Tuhan dan Raja Penyelamat kita Yesus Kristus" (2 Petrus 1:5-11).
Iman maupun keselamatan dari Tuhan tidak boleh serta-merta kita anggap sebagai sesuatu yang sudah semestinya ada dan kita terima.
Kita hanya akan tetap setia sampai akhir, tidak murtad, berkurang melakukan ataupun terjatuh dalam dosa apabila kita berusaha sungguh-sungguh melalui kasih karunia Tuhan untuk menambah percaya kita kepada-Nya dengan sifat-sifat rohani di atas.
Firman Tuhan mengingatkan, usaha tersebut akan menolong kita untuk menjadi giat dan berhasil, serta dapat mengenal Dia lebih baik lagi—suatu hal yang mungkin kita rindukan selama ini, bukan?
Namun jika tidak demikian, kita menjadi picik, buta iman.
(FG)