"Dengan cara itu TUHAN berbicara kepada Musa berhadapan muka. Ia berbicara kepada Musa seperti orang berbicara kepada temannya. Kemudian Musa kembali ke kemah, tetapi pembantunya, Yosua anak Nun, tetap tinggal di kemah itu" (Kel. 33:11, VMD).
Kita adalah murid, bukan sekadar penggemar. Tetapi apakah kita sungguh ingin dekat dengan Tuhan, menghabiskan waktu bersama-Nya, dan mengasihi Dia? Seperti halnya Musa, ia lebih menyukai berada di hadirat Allah. Yosua pun rajin meluangkan waktu & mengembangkan persekutuan pribadi dengan Allah sejak masa mudanya.Di mana Dia berada, di situ juga seharusnya hamba-Nya berada.
Berusahalah untuk mengetahui cara-cara Allah, serta rencana & kehendak-Nya, semakin bersekutu dengan Dia sehingga sungguh-sungguh menjadi murid dan sahabat-Nya.
Walau mungkin kita pun akan menghadapi masalah-masalah yang mencoba mengalihkan perhatian kita pada Allah, jika kita tetap berkenan kepada-Nya, Ia akan menuntun langkah kita dan apa yang sebaiknya kita lakukan. Dia menuntun langkah demi langkah.
Menurut Matthew Henry, "Hal besar yang benar-benar merupakan urusan kita adalah tugas, dan bukan peristiwa, karena tugas adalah bagian kita, sedangkan peristiwa adalah bagian Allah. Semua tugas kita diringkas dalam satu tugas ini, yaitu mengikut Kritus. Kita harus menyertai setiap tindakan-Nya, dan menyesuaikan diri kita dengan tindakan-Nya itu, mengikuti Dia untuk melakukan perbuatan yang memuliakan Dia, seperti hamba bekerja bagi Tuannya.
"Kita harus melintas di atas jalan di mana Ia melintas, dan pergi ke mana Ia pergi. Dan jika kita mau bersungguh-sungguh melakukan tugas kita mengikuti Kristus, maka kita tidak akan memberikan hati atau waktu kita untuk ikut campur dengan apa yang bukan urusan kita."
"TUHAN membimbing orang di jalan yang harus ditempuhnya, Ia meneguhkan orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya" (Mzm. 37:23, BIS).
(FG)