Kemarin kita telah belajar mengerti tentang menjadi seorang atau murid yang mengasihi Tuhan Yesus.
Dan jika kita kemarin mengetahui tentang Musa ataupun Yosua yang mengasihi Allah, hari ini kita akan belajar seperti Yohanes sebagai murid yang dikasihi oleh Tuhan Yesus.
"Murid yang dikasihi Yesus—Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi a Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?" (Yoh. 21:20)
Yohanes sangat ingin berada sedekat mungkin dengan Yesus supaya dapat mendengar perkataan-Nya dan selalu betapa rindu bersama dengan-Nya.Tidak ada salahnya sedikit pun untuk ingin menjadi begitu dekatnya dengan Tuhan.
Menurut Matthew Henry, ketika Tuhan Yesus memanggil Petrus untuk mengikuti Dia, tampaknya Ia hendak berbicara secara pribadi, namun Yohanes, karena kasih yang besar kepada Gurunya, ia lebih suka melakukan sesuatu yang tampaknya kurang sopan daripada kehilangan kesempatan berharga bersama Tuhan maupun mendengar perkataan-Nya. Apa yang Kristus ucapkan pada Petrus ditangkapnya sebagai apa yang dikatakan kepada dirinya sendiri.
Satu-satunya murid yang berada di lokasi penyaliban Yesus, bahkan dekat dengan kayu salib-Nya pun kemungkinan besar ialah Yohanes, murid yang dikasihi-Nya ini.
Jika kita tahu, sadar dan percaya bahwa kita dikasihi oleh-Nya, kita akan berusaha menunjukkan dan menyatakan bahwa kita sungguh mengasihi Dia.
"Yesus menjawab, 'Kasihilah Tuhan Allahmu dengan sebulat-bulat hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan sepenuh akal budimu'" (Mat. 22:37, FAYH).
"Sungguh: kasihnya yang besar itu menunjukkan bahwa dosanya yang banyak sudah diampuni! Kalau orang diampuni sedikit, ia akan mengasihi sedikit juga" (Luk. 7:47, BIS).
(FG)