"Tetapi siapa yang meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar lalu melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya" (Yakobus 1:25).
Menurut penelitian, rata-rata orang bercermin sebanyak delapan hingga 10 kali dalam sehari. Bahkan, konon ada orang-orang yang memandang cermin sampai lebih dari 60 kali! Termasuk saat mereka melirik untuk melihat bayangan tubuhnya di sebuah pertokoan atau bercermin menggunakan layar ponselnya.
Kita bercermin dengan tujuan memeriksa penampilan kita. Jika merasa ada penampilan yang salah, kita pasti akan memperbaikinya.
Rasul Yakobus mengibaratkan seseorang yang sedang mendengarkan firman Tuhan, namun tanpa pernah melakukannya, itu seperti orang yang sedang berdiri di depan cermin tapi melupakan yang baru saja dilihatnya.
Pernyataan itu juga hendak mengingatkan sebuah kebenaran yang hakiki bahwa sudah seharusnya kita dengan sungguh-sungguh mencermati dan meneliti firman Tuhan, dan kemudian tidak begitu saja melupakannya. Apa yang kita peroleh dari firman Tuhan hendaknya dibarengi dengan sebuah tindakan nyata yang menunjukkan kita mengingat serta meyakininya. Tidak hanya mendengar untuk melupakan, tetapi mengingat dan melakukannya.
Sama halnya cermin yang membantu untuk menunjukkan apa yang salah dari penampilan kita, marilah menguji hati kita:Apakah setiap kebenaran firman Tuhan yang kita dengar dan baca selalu mendorong kita untuk memperbaiki diri agar hidup kita semakin sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya? Atau sebaliknya, kebenaran itu tidak berdampak apa pun karena kita terus melupakannya?
(Jenni P.)