"Apakah artinya benih yang jatuh di daerah yang berbatu-batu? Benih itu seperti orang yang mendengarkan ajaran tentang Kerajaan Allah. Ia menerimanya dengan sangat cepat dan sukacita.
"Namun, orang itu tidak membiarkan ajaran itu masuk ke dalam hatinya lebih dalam. Ia menyimpan ajaran itu hanya sebentar. Ketika dia menghadapi kesulitan atau dianiaya karena ajaran yang diterimanya, maka ia akan menyerah dengan cepat.
"Benih yang jatuh di antara tumbuhan yang berduri menerangkan tentang orang yang mendengarkan ajaran tentang Kerajaan Allah, tetapi orang itu sering merasa khawatir dalam hidup ini dan cinta terhadap uang. Hal itu membuat ajaran yang pernah didengarnya tidak bertumbuh sehingga ajaran itu tidak akan menghasilkan buah dalam hidup orang itu.
"Dan apakah artinya benih yang jatuh di tanah yang baik? Benih itu seperti orang yang mendengarkan ajaran itu dan mengerti dan dia menghasilkan buah, ada yang 100 kali lipat, ada yang 60 kali lipat, dan ada yang 30 kali lipat" (Mat. 13:20-23, VMD).
Benih firman Tuhan akan bertumbuh pada tanah, yang berbicara tentang karakter.
Karakter itu penting.
Karakter itu bukan grace, kasih karunia. Karakter itu bagian kita, diasah, dibentuk dan dilatih.
Jadi, firman Tuhan tidak tumbuh sendiri dalam kita. Butuh dua sisi timbal balik. Benihnya dari Tuhan, tanah gemburnya kita. Pertolongannya dari Roh Kudus, kerelaannya bagian kita.
Jadi, bajaklah tanahmu, bajak karaktermu. Ibarat bajak tanah artinya dibolak-balik memakai traktor ataupun alat bajak yang ditarik sapi, diinjak-injak, kena kotoran kerbau kalau perlu untuk pupuk.
Maka, karakter akan subur saat kita mau rendah hati diproses sama Tuhan lewat pembajakan yang ada setiap hari.
Jika mau berbuah, mesti siap dibajak!
(Dina Evariyana Bangun)