Berjuang untuk kekudusan adalah pertempuran seumur hidup. Untuk benar-benar menghayati iman kita sebagai orang Kristen bukanlah tugas yang mudah. Kita hidup di dunia yang sedang berperang, dan sering kali kita mendapati diri berselisih dengan iman yang kita pegang teguh.
Begitu banyak yang memiliki kesalahpahaman bahwa karena Anda adalah seorang Kristen, hidup menjadi sempurna dan mudah. Sayangnya, pada kenyataannya tidak seperti itu. Kekristenan tidak pernah dirancang untuk menjadi gaya hidup tanpa beban/masalah. Faktanya, Yesus secara eksplisit mengatakan kepada kita bahwa akan menhadapi kesulitan, orang akan membenci kita, mengejar dan membuat kita menderita hanya karena mengaku sebagai pengikut Yesus ini.
"Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu" (Mat. 5:10-12).
Apa yang terjadi ketika penderitaan yang dikatakan Yesus tampaknya menyelimuti hidup kita? Bagaimana kita tetap setia pada Allah ketika hidup kita tampaknya berantakan di sekitar kita?
1. Bersyukurlah atas keadaan Anda. Saya berasumsi, Anda tidak tinggal di daerah-daerah di dunia di mana orang Kristen secara aktif diburu dan dibunuh. Bersyukur atas kebebasan yang Anda miliki untuk menyembah Tuhan dan mempraktikkan iman secara bebas dan terbuka tanpa takut akan kerusakan fisik adalah langkah pertama.
2. Bergabung dengan komunitas sel/COOL (Community of Love). Komunitas Kristen perlu komunitas. Melewati badai kehidupan selalu sulit, dan terlebih lagi jika Anda melakukannya sendirian. Inilah sebabnya saya menyarankan Anda bergabung dalam COOL. Itu bisa terdiri dari teman-teman yang berkumpul untuk berbagi iman dan pengalaman. Adalah membantu untuk merasa didukung dan memiliki orang-orang beriman yang dapat berjalan bersama Anda melalui masa-masa sulit ini.
3. Jangan menyerah pada Allah. Dalam badai, semua bisa terasa hilang. Petrus berjalan di atas air lalu mulai tenggelam. Fokuslah pada Tuhan Yesus dan jangan pada ketakutan Anda. Dia akan selalu ada di sana untuk menarik Anda keluar dari air yang bergejolak. Syukurlah, Allah kita adalah Allah yang setia pada janji-janji-Nya. Dia dapat dipercaya dan selalu ada untuk kita, siap mencurahkan kasih-Nya yang mengubah hidup kita.
4. Mencari tuntunan Allah. Keluaran 33:15 mengatakan, "Berkatalah Musa kepada-Nya: 'Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini." Seperti Musa meminta penyertaan Tuhan di gurun, setiap kita juga mesti memohon penyertaan Tuhan dalam menghadapi badai kehidupan. Musa tahu Allah akan menuntun Israel menuju keselamatan dan kemenangan, hendaknya demikian juga kehidupan kita orang percaya dalam menghadapi badai kehidupan.
Berserah dan yakin Allah akan menuntun orang percaya ke dalam keselamatan dan kemenangan.
(HG)