Setiap hari, kita disibukkan berbagai aktivitas. Baik yang bersekolah, bekerja maupun berbisnis. Semuanya baik adanya, karena Tuhan sendiri menginginkan kita untuk berusaha dan bekerja supaya dapat menghasilkan, juga diberkati.
Tetapi ingat satu hal, jangan sampai melupakan dan meninggalkan Tuhan karena kesibukan.
Tuhan memberi kita tujuh hari dalam seminggu, yang artinya kita dapat sibuk beraktivitas selama enam hari. Tetapi pada hari ketujuh, kita harus berhenti, dan beristirahat. Dia mengingatkan kita untuk berisitrahat satu hari pada hari ketujuh, yaitu Sabat.
"Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu" (Kel. 20:8-10).
Kata Sabat berasal dari bahasa Ibrani yang artinya istirahat.
Sebelum kebangkitan Yesus Kristus, hari Sabat memperingati hari istirahat Allah setelah Dia menyelesaikan penciptaan. Kita membaca dalam Kejadian bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam periode waktu, yang Dia sebut hari. "Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya" (Kej. 2:2-3).
Dalam kesibukan selama seminggu, marilah kita sabat pada hari ketujuh. Meluangkan waktu untuk duduk diam di bawah kaki Tuhan, mengucap syukur dan merenungkan kebaikan-Nya dalam hidup kita.
(HGS)