"Tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja." (2 Ptr. 2:7)
Mengikuti hawa nafsu. Mengikuti.
Dicobai bukanlah dosa, tetapi menuruti keinginan yang jahat itulah dosa.
"Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yak. 1:15)
Hawa nafsu ataupun keinginan badani akan selalu ada, tetapi tidak harus kita selalu mengikuti ataupun dikuasai olehnya. Jadi, masih ada pilihan. Entahkah mau memilih menyalibkan & mematikan keinginan kedagingan, ataukah mengikuti hawa nafsu.
"Taatilah Allah, sebab Saudara adalah anak-anak-Nya. Jangan kembali kepada cara hidup yang lama: berbuat jahat sebab tidak mengenal sikap hidup yang lebih baik." (1 Ptr. 1:14, FAYH)
Keinginan-keinginan duniawi itu ibarat berperang di dalam dan berusaha mengatur jiwa (emosi, pikiran, kehendak) kita. Sementara itu, Roh Allah berupaya ingin membangun jiwa kita untuk hal-hal yang baik!
"Saudara-saudara yang terkasih! kalian adalah orang asing dan perantau di dunia ini. Karena itu, saya minta dengan sungguh-sungguh, janganlah kalian menyerah kepada hawa nafsu yang melawan dirimu yang sejati." (1 Ptr. 2:11, BSD)
"So let God work his will in you. Yell a loud no to the Devil and watch him scamper. Say a quiet yes to God and he'll be there in no time. Quit dabbling in sin. Purify your inner life. Quit playing the field." (Yakobus 4:7-8, MSG)
(FG)