"Kemudian haruslah kauletakkan semuanya itu di dalam Kemah Pertemuan di hadapan tabut hukum, tempat Aku biasa bertemu dengan kamu" (Bil. 17:4).
Tempat Aku biasa bertemu dengan kamu. Seolah Tuhan sangat ingin bertemu, dan sudah terbiasa seperti itu, dengan kita.
Di manakah kita dapat merasakan hadirat Tuhan? Waktu saat teduh di rumah? Di kendaraan ketika berangkat ataupun pulang? Di toilet kantor? Di perpustaakan ataupun kantin sekolah? Di doa fajar ataupun menara doa? Jadi bukan cuma ibadah Minggu di gereja, melainkan setiap hari Senin sampai Minggu.
Sabat bukan hanya berarti Minggu, ataupun Sabtu, melainkan hidup di dalam & selalu menikmati berada di hadirat Tuhan. Sabat pun lebih tentang menemukan penerimaan diri kita, ketenangan batin dan hati—di tengah situasi apa pun—hanya melalui pelukan Tuhan Yesus.
"Mendekatlah kepada Allah, maka Allah pun akan mendekat kepadamu. Buatlah hidupmu bersih, hai orang-orang berdosa! Dan murnikanlah hatimu hai orang-orang yang bercabang hati." (Yak. 4:8, BSD)
"Mendekatlah kepada Allah, maka Dia akan mendekat kepadamu. Hei kamu orang berdosa, jangan lagi gunakan tanganmu untuk berbuat dosa! Murnikanlah hatimu kembali, karena hatimu sudah dicemarkan karena kamu belum memutuskan kalau mengikut Allah atau arus dunia ini." (TSI)
"Dan apabila Saudara mendekati Allah, maka Allah akan mendekati Saudara. Basuhlah tangan Saudara, hai orang berdosa, penuhilah hati Saudara hanya dengan Allah saja untuk menjadikannya bersih dan setia kepada-Nya" (FAYH).
Kita perlu kerap berada di hadirat-Nya supaya memurnikan hati kita. Sebab kalau kita dekat dengan Tuhan saja kadang masih bisa berbuat salah, apalagi bila jauh-jauh dari Dia. Juga, setiap hal terjadi yang sepertinya mengusik hati itu bisa saja menjadi kesempatan untuk memurnikan isi hati.
Di manakah Dia mengajak Anda bertemu hari ini?
(FG)