Kita dikejutkan dengan berita kecelakaan helikopter tragis yang merenggut nyawa salah satu legenda olahraga basket, Kobe Bryant beberapa waktu yang lalu.
Ia meninggal 26 Januari 2020 waktu setempat di Calabasas, California, Amerika Serikat, berserta korban lain yang ada di dalam transportasi udara tersebut.
Sontak seantero tokoh internasional ikut terhenyak atas kejadian yang tiba-tiba tersebut, seolah tak percaya dapat terjadi pada beliau ataupun penumpang yang lainnya. Mereka pun menyatakan rasa terharu maupun bersimpati dan berbelasungkawa bagi keluarga para korban.
Tidak ada yang kebal terhadap kematian bagi setiap orang di dunia ini. Raja, narapidana, orang kaya ataupun tak berpunya, siapa pun dan di mana pun.
"Sekarang sudah waktunya saya [Yosua] mati. Kalian semua, masing-masing tahu benar bahwa TUHAN Allahmu sudah memberikan kepadamu segala yang baik yang dijanjikan-Nya. Setiap janji-Nya sudah ditepati-Nya, tidak satu pun yang tidak." (Yos. 23:14)
"Tidak lama lagi aku [raja Daud] akan meninggal. Tegarkanlah hatimu, jadilah seorang lelaki perkasa." (1 Raj. 2:2, VMD)
Tuhan akan membongkar kemah sementara ini. Tapi jangan takut, asalkan kita sudah menerima dan percaya pada Tuhan Yesus Kristus, mengalami kelahiran baru (lihat Yoh. 3:3), dibaptis dan hidup dalam kebenaran. Sebab:
"Saya [Paulus] berkata seperti itu karena kita tahu bahwa tubuh duniawi kita seperti tenda yang dipakai untuk sementara saja, lalu binasa. Tetapi ketika hal itu terjadi, Allah sudah menyediakan tubuh surgawi bagi kita— yaitu tubuh seperti rumah yang tidak dibangun oleh manusia dan yang tetap ada sampai selama-lamanya." (2 Kor. 5:1, TSI)
(FG)