Seberapa kuat dan besarkah kita menginginkan hadirat-Nya?
"Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: 'Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.' Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya." (Mark. 5:25-29)
Seandainya kitalah yang menjadi perempuan pada ayat di atas, apakah kita pun akan memberanikan diri menjamah jubah-Nya dengan menanggung segala risiko yang ada? Akankah kita lebih dari sekadar menjamah jubah-Nya, melainkan memegang erat dan takkan melepaskan, memeluk-Nya (sekali Yesus, tetap Yesus)?
Sebab kita mungkin telah lama "pendarahan" karena dosa, pilihan-pilihan dan perbuatan yang salah, dan kita membutuhkan pertolongan, mukjizat serta hadirat Tuhan Yesus yang sanggup mengubahkan dan memulihkan.
Sentuhan dan kehadiran Yesuslah yang utama dalam hidup kita.
(FG)