Jika kita mengetahui tentang patung David (Daud) karya Michelangelo, kita dapat mencontoh kerja kerasnya walau belum ada orang yang menghargai ketika ia membuatnya.
Di usia 26 tahun, Michelangelo muda mulai memahat.
Sebenarnya, sebelumnya dua seniman mencoba membentuk sesuatu dengan bahan yang sama, yaitu marmer atau pualam besar untuk patung itu. Namun merasa tidak sanggup dan menganggap marmer mengandung banyak kecacatan serta terlalu kotor.
Puluhan tahun berlalu belum tercipta apa pun. Hingga 40 tahun kemudian, Michelangelo melihat sesuatu di dalamnya yang tidak dilihat oleh seniman lain maupun banyak orang. Mereka hanya melihat bongkahan batu; ia melihat sosok raja Daud yang bisa dibentuk dari situ. (Bukankah hal ini semirip yang Tuhan pandang terhadap kita, bukan? Ia memandang potensi dalam diri kita masing-masing yang mungkin tak terlihat oleh orang-orang. Kasih setia-Nya pun besar).
Diterpa hujan, baju basah-basahan, Michelangelo masih memahat. Kurang makan, tidak tidur pun ia mau meneruskan.
Sampai dalam 3 tahun ia menyelesaikan mahakarya itu pada 1504. Hasil kerja kerasnya tampak dari detail pahatan patung David melalui urat nadi, sorot mata, bentuk rambut serta lainnya. Patung yang kini berada di Galleria dell'Accademia, Florence, Italia dan terbuka untuk umum itu dikagumi para pengunjung yang sebagian besar mungkin belum tahu sejarah, terutama kerja keras pembuatnya.
Barangkali kini pun kita sedang mengerjakan sesuatu yang membutuhkan fokus. Walau tidak ada orang yang mengetahui ataupun menghargai, tetaplah mengerjakannya hingga Tuhan sendiri yang akan mengangkat kita pada waktunya.
"Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepada umat-Nya. Kata-Nya, 'Aku mengasihi kamu dengan kasih abadi. Karena itu, Aku terus memperlihatkan kebaikan kepadamu.'" (Yeremia 31:3, VMD)
(FG)