Apakah kita tipe pribadi yang mengkotak-kotakkan Tuhan?
Dengan kata lain, kita merasa bisa meminta Tuhan untuk mengurus yang itu-itu saja, sedangkan kita urus yang ini-ini saja. Misalnya, Tuhan boleh menuntun apa yang kita kerjakan di perusahaan, sedangkan untuk mengerjakan sesuatu yang lainnya seperti mengurus anak di rumah kita memakai kekuatan dan pengalaman sendiri dalam melakukannya.
Akibatnya, kadang di satu sisi kita terlihat baik-baik, tetapi di segi lain tidak. Lalu, menyalahkan Tuhan karena keadaan tidak berjalan sesuai kehendak kita, padahal itu karena kita tidak melibatkan Dia.
Jika demikian, itu namanya kita belum sepenuhnya mengandalkan Dia, dan tidak menyangkal diri atau pikul salib. Sebab jika Dia memang segalanya dalam hidup kita, berarti kita mau mengikuti kehendak-Nya bagi kita untuk di tiap segi kehidupan. Kita menyerahkan hak ke Tuhan dan menanyakan apa kemauan-Nya, serta mengizinkan Roh Kudus bekerja melalui diri kita.
Seseorang pernah berkata, banyak orang mungkin mengaku rela mati bagi Tuhan, tetapi banyakkah yang berani hidup bagi Dia?Artinya, jika kita mau hidup bagi-Nya, semestinya kita melibatkan Dia dalam segala hal. Mengapa? Karena Dia ingin memberkati & melihat kita berbahagia oleh kasih-Nya.
"Don't think I've come to make life cozy. I've come to cut--make a sharp knife-cut between son and father, daughter and mother, bride and mother-in-law--cut through these cozy domestic arrangements and free you for God." (Matius 10:34-35, MSG)
(terj. bebas: Jangan mengira Aku datang untuk membuat hidupmu serba nyaman. Aku bahkan datang untuk memisahkan--antara putra dengan ayah, putri dengan ibu, menantu serta mertua--memisahkanmu secara tajam dari semua hal nyaman tersebut dan membebaskanmu untuk melayani Aku)
(FG)