John Trent pernah mengisahkan seorang anak kecil perempuan yang merasa sangat dikasihi oleh kedua orangtuanya.
Hampir setiap pagi saat sarapan bersama mama dan papanya, ayahnya selalu mengatakan kepadanya, "Nak, Papa dan Mama love kamu, Papa dan Mama sayang kamu." Dan putri kecilnya itu selalu menimpali, "Tolong katakan lagi dong, Daddy dan Mommy…"
Kemudian, ayahnya pun mengulangi perkataannya. Bahkan menurut John Trent, ayahnya tersebut hampir selalu tidak sempat menghabiskan makanan karena mengulang-ulang perkataannya untuk meneguhkan. Suatu pagi, putrinya itu berkata kepada mamanya, "Mama, aku tahu kalau Papa dan Mama mengasihi aku, soalnya Papa sering bilang begitu ke aku."
Terkadang kita pun mungkin seperti anak kecil itu yang membutuhkan peneguhan dari orang lain, terutama dari Tuhan. Dan yang lebih penting, apakah kita juga mau menjadi seorang yang memberikan kata-kata ataupun tindakan peneguhan dan yang menunjukkan dukungan ke orang-orang yang membutuhkannya?
Jika kita selalu terpaku pada diri sendiri, kita akan sering kali merasa lemah, tetapi jika mau sesekali mencoba memandang ke luar, melihat kebutuhan orang-orang lain dan meneguhkan mereka, maka kita pun dapat merasa kuat kembali, bahkan merasa berarti karena telah memberi kontribusi kepada orang lain.
Demikian pun yang rasul Paulus lakukan, ia begitu sering meneguhkan, menguatkan banyak jemaat di manapun ia berada untuk melayani Tuhan.
"Berangkatlah ia mengelilingi Siria dan Kilikia sambil meneguhkan jemaat-jemaat di situ." (Kisah Para Rasul 15:41)
"Setelah beberapa hari lamanya ia tinggal di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid." (Kis. 18:23)