Tanamkan di hati bahwa kita mesti tahu tujuan kita menikah. Kalau motivasi kita benar dalam menikah, maka respons kita pasti benar juga.
Motivasi kita menikah mesti benar. Bukan cuma terpaksa karena umur, disuruh orangtua, memperbaiki kehidupan/keturunan ataupun bahkan cinta. Memang menikah karena cinta itu tidak salah. Tetapi jadikan cinta sebagai DASAR atau fondasi saja untuk kita kuat bertahan & terus berjalan mencapai tujuan ilahi.
• Kej. 2:18, "TUHAN Allah berfirman: 'Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.'"
Tujuan pernikahan adalah supaya kita masing-masing menjadi lebih baik. Dengan menikah, kita mestinya jadi pribadi yang lebih baik—misalnya suami ataupun istri yang dulu sering ngomel, mulai berubah untuk lebih tenang.
Sebab pernikahan lebih pada tentang melengkapi satu sama lain, saling melengkapi. Kita tak bisa mengubah orang lain, melainkan kita lebih dulu yang mengubah diri sendiri. Ada adjustment atau penyesuaian yang mesti kita lakukan.
• 1 Pet. 3:7, "Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang."
Ada warisan ilahi & warisan kasih karunia dari Tuhan. Sebab menikah tidak gampang, tetapi ada janji firman Tuhan tentang warisan ilahi serta kasih karunia itu melewati semua pergumulan.
Jangan menyerah, teruslah melangkah! Kita bukan berlari tanpa tujuan ataupun meninju sembarangan, tapi kita tahu apa yang kita lakukan serta identitas kita sebagai istri adalah sebagai PENOLONG.
• Kej. 1:28, "Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: 'Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.'"
Untuk meneruskan generasi ilahi, sebab itulah kepercayaan yang Tuhan berikan pada kita sebagai ibu maupun istri.
Bukan cuma memberi makan anak, melainkan lebih pada mengajarkan nilai-nilai kerajaan Allah ke anak-anak maupun anggota keluarga kita. Ada tongkat estafet yang harus kita teruskan.