Ketika aktor Jamie Foxx hendak memerankan sebagai seorang budak dalam film Django Unchained, sutradara Quentin Tarantino memintanya supaya dapat benar-benar menghayati perannya itu.
Karena itu, ia meminta dia menanggalkan jam mewahnya, tidak memakai mobil mahal lagi ke lokasi syuting, ataupun segala sesuatu yang Jamie Foxx anggap sebagai suatu kemewahan.
Padahal Jamie sudah terbiasa terhadap hidup yang glamor terlebih merasa karena itu adalah hasil kerja keras dan jerih payahnya, maka ia layak menikmati semua itu. Namun, agar ia dapat memerankan dan menghayati menjadi seorang budak, ia harus rela melepaskan sementara segalanya.
Yakobus 5:1-6 pernah mengingatkan, "Peringatan kepada orang kaya -- Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu! Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir. Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu. Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan. Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu."
Kekayaan itu sendiri bukanlah salah. Tetapi jika kita lalim dalam menjadi kaya, itulah yang salah. Sebab tujuan Tuhan memberkati seseorang berlebih pastilah bukan untuk sekadar berfoya-foya, melainkan tentu ada maksud-Nya yang lain, yang lebih baik, yang lebih mulia.