Kadang kita menjadi seperti sahabat-sahabat Ayub yang mencoba menguatkan orang lain ataupun teman kita, dengan memakai nama Tuhan maupun penguatan dari ayat-ayat Alkitab.
Padahal, hal terbaik yang bisa kita perbuat saat-saat seperti itu adalah hanya mendengarkan mereka.
Keberadaan kita pun di dekat mereka tanpa mengeluarkan banyak kata, cukup dengan kesediaan membantu dan mendengarkan, dapat sedikit meredakan pergumulan maupun penderitaan mereka.
Apa yang bisa kita lakukan yang terbaik kadang adalah lewat healing ministry of presence, atau dengan kata lain kehadiran kita yang memulihkan. Bukankah kita juga terkadang demikian, membutuhkan hadirat-Nya, lebih daripada segala penjelasan yang kita inginkan dari-Nya atas semua persoalan yang kita hadapi.
Yohanes 21:9-14, "Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang (MILT: api unggun) dan di atasnya ikan dan roti. Kata Yesus kepada mereka: 'Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu.' Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka: 'Marilah dan sarapanlah.' Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: 'Siapakah Engkau?' Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan. Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati."
"The deeper the pain, the fewer words you use." (Rick Warren)