Ketika kami berhenti di sebuah SPBU untuk mengganti oli kendaraan, dan mampir sejenak di sebuah toko yang ada di areanya, putra kami meminta dibelikan waffle atau wafel kue dadar yang renyah di bagian luarnya tersebut serta yang dipanggang di atas cetakan yang berlekuk. Oleh karena masih panas, istri saya mengatakan untuk memakannya di rumah saja sambil menunggu agak dingin.
Tetapi, selesai mengganti oli, kami pun lanjut jalan kembali, di tengah perjalanan ketika istri serta putra kami mencoba mencicip wafelnya, sepertinya rasanya sudah agak tidak enak, dan istri saya mencaritahu ada apa dengan menyalakan lampu kendaraan, namun tetap kurang terang, sehingga memutuskan menunggu sampai di rumah saja.
Setibanya di rumah, selidik punya selidik, tampaknya wafel-wafel yang kami beli itu berjamur. Jujur, rasa kesal juga kenapa masih dijual oleh toko tadi. Namun, yang lebih membuat saya terutama kesal ialah putra kami agak cemberut dan kecewa sebab tidak kami perbolehkan memakannya. Akhirnya, sambil sedikit memarahi dia, saya mengatakan coba saja kalau mau sakit perut, ataupun merasakan keracunan, maka ia pun mau mendengarkan kami.
Tiba-tiba, Tuhan juga berkata di dalam hati saya, bahwa sering kali juga mungkin saya ataupun banyak dari kita yang demikian juga—mengotot, kecewa, ataupun memasang muka muram apabila Tuhan tidak mengizinkan kita dalam melakukan, menerima, ataupun mengambil sesuatu. Padahal, Tuhan tahu jauh ke depannya, apabila kita tidak mau mendengarkan Dia, mungkin kita justru akan mengalami sesuatu yang buruk; tetapi jika kita taat mendengarkan-Nya, berkatlah yang akan kita terima serta alami.
Mungkin peristiwa wafel dan putra kami di atas adalah contoh sepele, namun bukankah kita sesungguhnya dapat belajar banyak hal dari hal-hal yang kelihatannya kecil dan sederhana?
Kemudian, adakah dengan kita akhir-akhir ini yang sedang mengalami ujian ketaatan dari Tuhan? Apakah Ia melarang kita untuk melakukan ataupun menjalani sesuatu? Apakah kita menolak, ataukah mau menaati-Nya saja?
Efesus 5:16 (TSI), "Maksud saya, pakailah setiap kesempatan untuk melakukan yang baik, karena sekarang adalah zaman yang penuh kejahatan."
Jadi, berhati-hatilah dengan kelakuan Saudara; masa ini adalah masa yang jahat. Jangan berlaku bodoh, tetapi jadilah bijaksana; pakailah setiap kesempatan yang ada untuk melakukan kebajikan. (FAYH)
Use your time carefully, because in these days people do extremely evil deeds. (DEIBLER)
Efesus 2:10 (FAYH), "Allah sendirilah yang menjadikan keadaan kita seperti sekarang ini dan memberi kepada kita hidup baru dari Kristus Yesus. Sejak dahulu sudah direncanakan-Nya agar hidup ini kita pakai untuk melakukan perbuatan yang baik."
For we are God's [own] handiwork (His workmanship), recreated in Christ Jesus, [born anew] that we may do those good works which God predestined (planned beforehand) for us [taking paths which He prepared ahead of time], that we should walk in them [living the good life which He prearranged and made ready for us to live]. (AMP)
No, we neither make nor save ourselves. God does both the making and saving. He creates each of us by Christ Jesus to join him in the work he does, the good work he has gotten ready for us to do, work we had better be doing. (MSG)
~ FG