Sepenting apa Alkitab, firman Tuhan bagi Saudara?
Selama Perang Dunia (PD) I, presiden Amerika Serikat (AS) waktu itu, Woodrow Wilson, sangat menekankan pentingnya pembacaan maupun perenungan firman Tuhan, bahkan terutama bagi para prajurit yang sedang berjuang di medan peperangan. Beliau pun membagikan sejumlah Alkitab saku, dengan inskripsi berupa kata-kata pengantar di dalamnya.
"THE BIBLE is the word of life. I beg that you will read it and find this out for yourselves,--read, not little snatches here and there, but long passages that will really be the road to the heart of it. You will find it full of real men and women not only, but also of the things you have wondered about and been troubled about all your life, as men have been always; and the more you read the more it will become plain to you what things are worth while and what are not, what things make men happy,--loyalty, right dealing, speaking the truth, readiness to give everything for what they think their duty, and, most of all, the wish that they may have the approval of the Christ, who gave everything for them,--and the things that are guaranteed to make men unhappy,--selfishness, cowardice, greed, and everything that is low and mean.
"When you have read the Bible you will know that it is the Word of God, because you will have found it the key to your own heart, your own happiness, and your own duty."
Atau secara terjemahan bebasnya:
(ALKITAB adalah firman kehidupan. Saya harap agar Saudara membacanya dan mencari tahu sendiri,--bacalah, bukan sekadar potongan-potongan kecil di sana-sini, melainkan bagian-bagian panjang yang benar-benar akan menjadi jalan menuju intisarinya. Saudara akan menemukannya tidak hanya penuh dengan pria dan wanita sejati, tetapi juga hal-hal yang mungkin pernah membuat berpikir ataupun menggelisahkan Saudara sepanjang hidup Saudara, seperti yang selalu terjadi pada manusia; dan semakin banyak Saudara membacanya, semakin jelas bagi Saudara akan hal-hal apa saja yang berharga dan apa yang tidak, hal-hal apa yang membuat manusia bahagia,--kesetiaan, perbuatan yang benar, mengatakan kebenaran, kesiapan untuk memberikan segalanya demi apa yang menjadi kewajiban, dan, yang paling penting, kerinduan untuk mendapat perkenanan dari Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan segalanya bagi mereka,--dan hal-hal yang dijamin membuat manusia tidak bahagia,--keegoisan, kepengecutan, keserakahan, dan segala sesuatu yang rendah dan kejam. Saat Saudara membaca Alkitab, Saudara akan tahu bahwa itu adalah firman Allah, karena Saudara akan menemukannya sebagai kunci menuju hati Saudara, kebahagiaan Saudara, dan kewajiban Saudara.)
Demikian pula, ketika PD II, presiden AS kala itu, yakni Franklin Delano Roosevelt, mendorong, menyemangati para prajuritnya agar juga menemukan kekuatan melalui pembacaan dan perenungan firman Tuhan.
Secara singkat beliau berpesan dalam inskripsi juga untuk Alkitab saku yang dibagikan:
"THE WHITE HOUSE - As Commander-in-Chief I take great pleasure in commending the reading of the Bible to all who serve in the armed forces of the United States. Throughout the centuries men of many faiths and diverse origins have found in the Sacred Book words of wisdom, counsel and inspiration. It is a foundation of strength and now, as always, an aid to attaining the highest aspirations of the human soul."
(GEDUNG PUTIH - Sebagai Panglima Tertinggi, saya dengan senang hati mendorong pembacaan Alkitab kepada semua yang bertugas di angkatan bersenjata Amerika Serikat. Selama berabad-abad, orang-orang dari berbagai keyakinan maupun latar belakang yang berbeda telah menemukan di Buku Suci ini berupa kata-kata bijak, nasihat, serta dorongan. Inilah fondasi kekuatan dan sekarang, seperti biasa, merupakan pertolongan untuk memperoleh aspirasi tertinggi bagi jiwa manusia.)
Nah, masihkah kita juga menganggap penting waktu-waktu saat teduh untuk membaca Kitab Suci kita? Masihkah kita memiliki serta terutama menyediakannya saat-saat ini?
"The Bible will keep you from sin, or sin will keep you from the Bible." ~ Dwight L. Moody
~ FG