Beberapa dari kita mungkin suka menghirup bau-bauan ataupun aroma yang harum, bahkan juga memakai minyak wangi maupun parfum. Nah, Allah pun senang terhadap bau yang menyenangkan dari korban persembahan yang dibawa umat-Nya serta dipersembahkan oleh imam yang mewakili mereka.
Pada zaman dulu, mempersembahkan sesuatu, terutama kepada entitas tertentu, merupakan hal lumrah. Dengan tujuan mengharap sesuatu seperti kesuburan untuk tanah dan lainnya.
Demikian pula masa Israel kuno, terkhusus di era kepemimpinan Musa. Allah memerintahkan umat Israel supaya dengan tekun dan taat membawa persembahan. Ada sejumlah persembahan melalui para imam yang ditujukan kepada Tuhan, seperti kurban bakaran, kurban sajian, kurban keselamatan, penghapus dosa, dan penebus salah.
Imamat 1:13, "Isi perut dan betisnya haruslah dibasuhnya dengan air, dan seluruhnya itu haruslah dipersembahkan oleh imam dan dibakar di atas mezbah: itulah korban bakaran, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN."
Imamat 3:5, "Anak-anak Harun harus membakarnya di atas mezbah, yakni di atas korban bakaran yang sedang dibakar di atas api, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN."
Menurut catatan Full Life, Allah sangat senang dengan korban yang dipersembahkan seseorang dalam iman yang taat. Kemudian, rasul Paulus memakai gambaran ini untuk korban yang dipersembahkan oleh Tuhan Yesus di atas kayu salib, serta perbuatan baik orang-orang percaya.
Sementara itu, Matthew Henry pernah mengatakan, pembakaran daging itu tidak menyenangkan, tetapi semua itu dilakukan sebagai sebuah tindakan ketaatan kepada perintah ilahi, serta sebagai perlambang Kristus, dan hal ini sangat menyenangkan hati Allah.
Nah, apa yang telah kita persembahkan kepada Tuhan? Apakah cara hidup yang menyenangkan hati-Nya? Ataukah justru kita hanya cenderung memberi serta mempersembahkan sesuatu demi mengejar berkat dan memperoleh balasannya?
Efesus 5:2 (BSD), "Cara hidupmu harus penuh dengan kasih sayang, seperti Kristus sudah mengasihi kita. Ia sudah mengorbankan hidup-Nya bagi kita sebagai persembahan yang harum bagi Allah, untuk menghapus dosa-dosa kita."
Mostly what God does is love you. Keep company with him and learn a life of love. Observe how Christ loved us. His love was not cautious but extravagant. He didn't love in order to get something from us but to give everything of himself to us. Love like that. (MSG)
Let love be your guide. Christ loved us and offered his life for us as a sacrifice that pleases God. (CEV)
"In opposition to the plenary ability taught by the Pelagians, the gracious ability of the Arminians, and the natural ability of the New School theologians, the Scriptures declare the total inability of the sinner to turn himself to God or to do that which is truly good in God's sight." ~ Augustus H. Strong
~ FG