Viktor E. Frankl pernah menceritakan pengalamannya ketika berada ditawanan pihak Nazi, untuk menyelamatkan diri dari hawa dingin maupun hal lain, biasanya para tawanan akan berkerumun ataupun berkelompok agar tetap hangat serta selamat.
"Dalam upaya seseorang untuk menyelamatkan hidupnya," ujar beliau, "maka dia akan berusaha melebur di dalam kerumunan. Kumpulan seperti itu benar-benar efektif."
Terkait pentingnya berkelompok, ibarat kumpulan arang yang sedang berada dalam tumpukan bara api maka akan terus menyala hingga akhirnya, sedangkan arang yang sendiri meski masih tetap ada baranya di dalamnya, pasti akan cepat redup dan lama-lama tidak lagi membara. Demikian pula, kita pun akan lemah, kehidupan rohani kita makin merosot serta memudar apabila menjauhkan diri dari persekutuan dengan saudara-saudari seiman.
Semoga kita masih mengingat prinsip, bahwa sesungguhnya kitalah yang membutuhkan komunitas, dan bukannya sebaliknya.
Galatia 6:2 (TSI), "Hendaklah kita semua saling menolong untuk meringankan beban saudara-saudari seiman yang mengalami kelemahan atau kesusahan. Dengan begitu kita menaati Hukum Kasih yang Kristus berikan."
Ikutlah merasakan kesukaran dan kesulitan orang lain. Dengan demikian Saudara menaati perintah Tuhan kita. (FAYH)
Bear (endure, carry) one another's burdens and troublesome moral faults, and in this way fulfill and observe perfectly the law of Christ (the Messiah) and complete what is lacking [in your obedience to it]. (AMP)
"Kita harus ingat," ujar Joyce Meyer yang juga membawakan acara Enjoying Everyday Life, "saat kita mengucilkan diri, sebenarnya kita juga memenjarakan diri sendiri. Mungkin kita aman dari kemungkinan tersakiti, tetapi kita juga tidak dapat menikmati hidup dan cinta seperti selayaknya. Jika kita memagari diri dari seluruh dunia untuk melindungi diri agar tak tersakiti, kita menderita kesepian dan isolasi diri, selain itu juga rasa takut."
"The measure of a life, after all, is not its duration but its donation." ~ Corrie ten Boom
~ FG