Seorang rekan pernah menceritakan tentang sebuah mic atau mikrofon seharga 70-an juta rupiah! Awalnya, saya tidak percaya karena belum pernah mendengar harga satu buah mik "semurah" itu, namun ketika mencoba membaca-baca dan mencari tahu, ternyata bahkan ada yang harganya jauh lebih mahal daripada itu.
Sampai ratusan juta. Terutama, yang dipakai oleh artis-artis atau penyanyi dan band papan internasional, seperti Agnez Mo, Adele, Beyonce, ataupun Nickelback. Makin mahal suatu mic, maka semakin jernih serta sangat berkualitas suara yang dihasilkannya.
Jika untuk benda sekecil itu saja bisa menjadi begitu berharga mahal, apalagi sesungguhnya kehidupan setiap kita, anak-anak Tuhan. Ia telah memberi potensi dalam diri serta hidup kita masing-masing, yang dapat digunakan untuk menjadi berkat bagi banyak orang, dan memuliakan nama-Nya. Apalagi, apabila kita mau dipakai oleh-Nya menjadi alat di tangan-Nya.
1 Petrus 2:9 (FAYH), "Tetapi Saudara tidak seperti itu, sebab Saudara telah dipilih oleh Allah sendiri sebagai imam Raja itu, suci serta murni, dan milik Allah pribadi, supaya Saudara dapat memperlihatkan kepada orang lain bagaimana Allah memanggil Saudara keluar dari kegelapan untuk masuk ke dalam terang-Nya yang ajaib."
But you are the ones chosen by God, chosen for the high calling of priestly work, chosen to be a holy people, God's instruments to do his work and speak out for him, to tell others of the night-and-day difference he made for you—. (MSG)
But you are people whom God has chosen to belong to him. You are a group that represents God like priests do, and you rule with God like kings. You are …a holy group of people/a group of people who are separate from evil. You are people who belong to God. This is in order that you might proclaim the virtues of God. He has called you from your former ways, when you were ignorant of his truth, into the marvelous understanding that he gives us. That is, he has called you out of spiritual darkness into spiritual light. (DEIBLER)
Kisah Para Rasul 20:24 (TSI), "Tetapi bagi saya, kesengsaraan itu bukan masalah. Mati pun saya tidak takut. Saya hanya ingin tetap berjuang dengan sukacita sampai garis akhir dan menyelesaikan tugas yang sudah Tuhan Yesus percayakan kepada saya, yaitu memberitakan Kabar Baik tentang keselamatan karena kebaikan hati Allah."
Tetapi apalah artinya hidup saya ini, jika saya tidak melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan kepada saya oleh Tuhan Yesus, yaitu mengabarkan Berita Kesukaan mengenai kasih dan kebaikan Allah Yang Mahabesar. (FAYH)
But {none of these things move me;} neither do I esteem my life dear to myself, if only I may finish my course {with joy} and the ministry which I have obtained from [which was entrusted to me by] the Lord Jesus, faithfully to attest to the good news (Gospel) of God's grace (His unmerited favor, spiritual blessing, and mercy). (AMP)
"The most important moment in anyone's life as a believer is the last breath because the next breath is in heaven. To be absent from the body is to be present with the Lord. A Christian can't lose, if we live, we go on serving Him. That's an adventure. If we die, we're in heaven with Him, and that's incredible" (Momen terpenting dalam hidup orang percaya ialah pada saat napas terakhirnya, sebab berikutnya ia akan berada di kerajaan surga. Meninggalkan dunia ini sesungguhnya berarti kita berada bersama Allah. Jadi, seorang Kristen tidaklah kalah ataupun rugi, sebab jika kita masih hidup, kita akan tetap melayani Dia, sebuah perjalanan petualangan bersama-Nya. Dan saat kita meninggal kelak, kita berada bersama-Nya, suatu saat yang sungguh-sungguh luar biasa)! ~ Bill Bright, pendiri Campus Crusade for Christ
~ FG