GBI PRJ (CK7)

Rasul Petrus mengingatkan hal-hal yang sangat baik, kasih, kedamaian, dan kebenaran. Padahal, dahulu sebelumnya, ia merupakan seorang yang pemberang, mudah marah, temperamental, serta impulsif atau mudah segera bereaksi. Namun, ia mengalami perubahan antara sebelum dan sesudah Yesus Kristus mati di atas kayu salib. 

1 Petrus 3 : 8 - 12
Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati, dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab: ”Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya. Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat.”

Demikian juga, identitas sejati kita bukan sebelum pengampunan Kristus melalui karya salib, melainkan setelah pengorbanan dan keselamatan oleh Tuhan Yesus. Mungkin saat-saat ini kita juga tidak bisa sanggup menjaga hidup, hati, perkataan, pikiran, maupun perbuatan kita. Namun, kebenaran kita yang sesungguhnya ialah Tuhan Yesus Kristus sendiri, meski tidak mudah untuk menjadi orang Kristen. Walau Ia telah bermurah hati memberikan keselamatan dan anugerah-Nya, tetapi semua itu bukanlah sesuatu yang murahan!

Emosi itu wajar, namun janganlah sampai berbuat dosa.

Jika kita senantiasa percaya pada-Nya, pasti ada berkat-Nya bagi kita. Tuhan Yesuslah jalan, kebenaran, dan hidup. Terutama, Ia menciptakan kita untuk diberkati oleh-Nya. Namun, jangan lupa juga untuk memuliakan nama-Nya, mengembalikan segala pujian dan kehormatan hanya bagi Dia, serta menjadi berkat bagi orang lain. Ingatlah akan Dia.

Ulangan 8 : 18
Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.

Keadaan miskin merupakan suatu situasi tertentu, namun “mental miskin” adalah sebuah pilihan. 

Berdirilah di jalan yang benar, menjaga kekudusan di hadapan-Nya, serta mengasihi orang-orang yang Tuhan percayakan dalam hidup kita. Dan apabila kita menjadi seorang hamba Tuhan, dengan hidup benar, maka orang-orang akan mendengarkan kita. Siapa pun kita, tidak menjadi jaminan terlepas dari melakukan kesalahan ataupun terjatuh dalam dosa dan mengalami kegagalan apabila kita tidak benar-benar menjaga hati maupun hidup kita.

Ingat, Tuhan menentang orang-orang yang jahat. Karena itu, janganlah berbuat jahat, sebab jika melakukan kejahatan, akhirnya kita akan “berurusan” dengan Tuhan.

Kita juga diingatkan oleh rasul Petrus melalui firman-Nya untuk tidak menghakimi ataupun membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan berserah penuh pada pembelaan dan pertolongan Tuhan saja. Jangan mau kembali pada sifat-sifat manusia lama kita yang mudah atau cenderung untuk “menanduk” orang-orang lain yang mungkin berbuat salah terhadap kita.

Roma 12 : 19
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.

Tuhan Yesus ada dan hidup, serahkanlah segala kekhawatiran kita kepada-Nya. Jika murka-Nya saja berlaku, maka berkat dan kebaikan-Nya juga berlaku! Tuhan senantiasa memberikan yang terbaik. Jadi, bersukacitalah!

Amsal 13 : 3
Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan.

Firman-Nya berkuasa, dasar yang kuat, dan menyatakan yang sebenarnya. Jadi, jangan anggap rendah dan meremehkan firman Allah. 

Jadilah orang-orang yang berbeda daripada orang-orang dunia. Lakukan apa yang sebaliknya dari dunia, jika mereka tidak menjaga kekudusan, kikir, dan membenci, kita mestinya hidup suci, senang memberi, dan penuh kasih. Lakukan yang terbaik bagi-Nya.

Efesus 4 : 17 - 18
Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.

1 Petrus 2 : 19
Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

2 Korintus 12 : 9 - 10
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

Bahkan, sesungguhnya dalam kelemahan kita pun, kita masih dapat menjadi berkat. Dan bersyukurlah, karena kita adalah ahli waris kerajaan Allah. 

Tuhan Yesus Memberkati