GBI PRJ (CK7)

Banyak orang yang salah mengerti tentang Tuhan, bahwa Dia merencanakan tujuan hidup kita sebelum menciptakan bumi. Karena Tuhan sudah memiliki rencana dan tujuan untuk hidup kita, maka semuanya sudah ditentukan sebelumnya, jadi kita merasa tidak punya pilihan dalam hidup ini.

Salah satu anugerah terbesar yang Tuhan berikan kepada kita adalah kemampuan untuk memilih. Kita bukanlah seperti robot atau boneka yang hanya menjalankan perintah. Ia memberikan anugerah kepada kita untuk memilih dan tanggung jawab besar atas pilihan kita. Namun, jika kita salah memilih, bisa mendatang kutuk.

Sebenarnya, Alkitab mengajarkan bahwa Tuhan punya rencana dan tujuan dalam hidup kita, tetapi kita bisa saja keliru atau kehilangan tujuan dalam hidup ini. Tuhan tidak akan memaksakan kehendak-Nya pada kita. Ia juga tidak memaksakan untuk menikmati rencana yang Dia ciptakan untuk kita. 

Kejadian buruk yang menimpa kita bisa saja terjadi karena pilihan yang salah, ataupun pilihan orang sekitar kita yang salah. Karena pilihan kita bisa menjadi batu loncatan untuk orang lain, tetapi kita juga bisa menjadi batu sandungan bagi orang lain. Semua terjadi karena apa yang kita pilih. Kita tidak bisa mengendalikan keadaan atau situasi di sekeliling kita, tetapi kita bisa membuat pilihan. Tiap keputusan yang kita pilih akan membentuk siapa diri kita.

Kebanyakan dari kita menyia-nyiakan hidup, dan tidak mengerti bahwa rencana atau tujuan Tuhanlah yang mestinya kita pilih, diterima, dan diikuti. 

Sekali lagi, Tuhan tidak pernah memaksakan kehendak-Nya dalam hidup kita, tetapi Ia memberikan pilihan untuk kita. Tuhan memberikan pilihan kepada kita untuk menaati arahan-Nya atau tidak. Sayangnya, banyak orang kehilangan tujuan hidupnya karena pilihan buruk mereka.

Kita akan belajar dari Musa bagaimana ia membuat pilihan-pilihan dalam hidupnya untuk mencapai tujuan yang Tuhan rencanakan. Musa memimpin orang Israel keluar dari tanah Mesir menuju ke Tanah Perjanjian, suatu tempat yang berlimpah dengan berkat. Tuhan merencanakan tujuan hidup ini, tetapi kita harus memilih untuk mengikuti-Nya. Segala sesuatu tidak berjalan secara otomatis, tetapi perlu tindakan kita untuk melakukannya. 

Ulangan 30 : 15 - 16
Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh Tuhan, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya. 

Tuhan memerintahkan kita untuk mengasihi Dia dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan, dan peraturan-Nya. Jika menaati firman-Nya, kita akan hidup dengan janji-Nya. Janji itu diberikan bukan hanya kepada bangsa Israel, tetapi juga untuk kita sekarang ini. Dikatakan, bahwa kita harus mengasihi Dia, mematuhi perintah-Nya, mendengarkan, mengikuti Dia sesuai perkataan-Nya, maka hidup kita akan berhasil. Setiap kita pasti ingin berhasil dalam hidup ini, dan tidak mengalami kegagalan. 

Musa membuat pilihan dalam hidupnya. 
Ibrani 11 : 23 - 27
Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja. Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah. Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.

Dalam hal ini kita belajar :

1. Memahami identitas kita.
Musa sadar identitasnya sebagai orang Ibrani, dan ia menolak mengubah identitasnya sebagai anak Putri Firaun. Dalam hidup ini, kita harus sadar, kita adalah anak-anak Bapa di surga, sebab kita sudah ditebus oleh darah Kristus. Jika tidak sadar identitas kita, maka orang lain yang akan menentukan identitas kita. Sehingga, kita menjadi bukan seperti apa yang Tuhan mau, tetapi apa kata orang di sekeliling kita. 

Jika Musa memilih sebagai anak Putri Mesir, maka ia akan mendapat segala kemewahan, harta kekayaan, posisi, dan jabatan. Jika Musa memilih sebagai orang Ibrani, ia akan dipermalukan dan menjalani kerja paksa sebagai seorang budak. Ini adalah pilihan yang tidak mudah.

Namun, Musa memilih untuk menolak hidup dalam kebohongan, dan memilih berjalan dalam kehendak Tuhan. Bagaimana dengan kita ? Apakah kita membiarkan identitas kita ditentukan oleh orang lain dan membiarkan media sosial menentukan identitas kita ?

Roma 12 : 2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Jangan mengikuti orang banyak ataupun dunia dalam melakukan kesalahan. Jangan pernah membiarkan orang lain membohongi kita supaya menjadi serupa seperti dunia, seakan-akan kalau kita berbeda, maka kitalah yang aneh atau salah karena tidak hidup seperti mereka. 

Yeremia 29 : 11
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. 

2. Memilih menderita daripada menikmati kesenangan dosa.
Kita harus belajar memilih menderita sementara, untuk mendapatkan hidup yang kekal. Pilihan hari ini menentukan masa depan kita. Dosa memang menyenangkan, sebab kalau tidak, maka orang tidak akan berbuat dosa. Tidak menaati firman Tuhan memang kelihatannya lebih menyenangkan, karena menyenangkan diri sendiri.

Selagi Musa masih bayi, maka orangtuanya yang menentukan hidupnya, tetapi setelah dewasa, maka Musa harus memilih kehidupannya sendiri. Masuk surga adalah tanggung jawab dari masing-masing pribadi, bukan karena orangtua, keluarga, kenalan, dan lain-lain. Orang lain bisa menyakiti, melukai kita, tetapi tidak ada satu orang yang bisa menghancurkan hidup kita, Iblis pun tidak bisa. Hanya diri kita sendiri yang bisa menghancurkan kehidupan ini melalui pilihan kita.

Kita bisa memilih menyenangkan Tuhan, atau menyenangkan diri sendiri. Kita bisa memilih hidup dalam dosa, atau hidup sesuai firman. Kita bisa memilih membenci seseorang, atau mengampuni.

Pilihan kita lebih penting daripada keadaan kita. Kita adalah produk dari pilihan kita di masa lalu. Kita bisa bebas dalam memilih, tetapi tidak bisa bebas dari konsekuensinya. Jika kita memilih yang buruk, maka kita akan menuai yang buruk. Jika memilih yang baik, maka akan menuai yang baik. 

2 Korintus 4 : 16 - 18
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

3. Menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar.
Kita harus mengerti apa yang berharga dan apa yang tidak. Apa yang menjadi prioritas dan apa yang bukan. Musa mempertimbangkan apa yang Tuhan hargai dengan nilai dalam budaya Mesir. Banyak orang menghabiskan hidup ini demi mengejar ketenaran, kekayaan, dan kekuasaan. Kita berpikir ini semua akan menambah nilai diri kita dan bagaimana orang memandang kita. Dunia akan menganggap kita baik pada waktu kita hidup berdasarkan nilai-nilai duniawi, keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup. Sedangkan, Musa berusaha menjauhi hal-hal tersebut, ia memilih Tuhan daripada menjadi pewaris takhta Firaun. 

Matius 6 : 33
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. 

4.    Hidup dengan iman, bukan ketakutan.
Tuhanlah yang menyuruh Musa untuk berhadapan dengan sang penguasa Mesir yang disembah sebagai tuhan atas Mesir. Musa tahu Firaun bisa membunuhnya, tetapi Musa berserah kepada Tuhan, dan percaya kepada-Nya. Musa hanya tunduk pada Allah. 

Hari-hari ini, Saudara sedang menghadapi apa ? Apakah sakit-penyakit, kegagalan, kebangkrutan, bahkan kematian ? Kepada siapa kita menaruh percaya dan pengharapan kita ? Apakah pada harta, orang lain, atau diri sendiri ? Semua itu adalah pilihan.

Matius 10 : 28
Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.

Hari ini, Tuhan mengingatkan bahwa berkat ataupun kutuk,  hidup ataupun mati, ada di tangan kita, mari membuat pilihan untuk berserah kepada Roh Kudus untuk memimpin dan menolong dalam menentukan setiap pilihan yang harus kita buat dalam hidup ini.

Ulangan 30 : 19
Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu.

Tuhan Yesus Memberkati