GBI PRJ (CK7)

'Recover' ialah memulihkan kembali tiga hal dalam menjalani Tahun Paradigma yang Baru :

• Mindset yang baru (cara berpikir seseorang serta memberi pandangan dengan fungsi memperluas).

• Skillset yang baru (pengetahuan dan pengalaman dengan fungsi memperdalam).

• Toolset yang baru (langkah praktis untuk melakukan dengan fungsi mempertajam).

Melalui pengalaman (pengetahuan yang diaplikasikan) sepanjang 2022, kita semakin mengerti apa yang Tuhan mau kita lakukan pada 2023. Jika masih diberi napas kehidupan, berarti masih ada kesempatan serta kepercayaan baru. Jangan sekadar cukup punya pengetahuan firman, tetapi mengabaikan untuk mengaplikasikannya, sehingga terseret arus dunia, dan jadi ngeri atau merasa takut memasuki 2023, padahal sudah ada kesempatan dan kepercayaan yang baru.

Ulangan 28 : 1
Jika engkau baik-baik mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka Tuhan, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.

Amsal 10 : 17
Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat.

Itu sebabnya, kita perlu : Review (Meninjau)
Recover (Memulihkan)
Restore (Mengembalikan sesuai nilai-nilai kerajaan Allah)

Kitalah yang paling tahu kualitas maupun keadaan hubungan kita dengan Tuhan. Sebab 'golden rules' atau aturan emas dalam hal rohani ialah bukannya banyaknya pengetahuan firman yang sekadar menambah kepandaian, melainkan seberapa banyak pengalaman kita melakukannya dalam ketaatan. Ketaatan sepanjang 2022 dalam 'The Year of A New Paradigm' akan membuat kita mengerti kehendak Bapa dan tidak lagi bodoh.

Amsal 9 : 6
Buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian.

(Versi LEB atau Lexham English Bible) :
Stop being gullible and live. Start traveling the road  to understanding. 

Perhatikan urutan, kebodohan harus dibuang (ada usaha serta kemauan dalam diri). Kalau sudah dibuang, maka baru bisa diajak ke jalan pengertian. Seseorang tidak akan pernah bisa mengerti apabila tidak punya kerelaan membuang kebodohannya terlebih dulu. Kebodohan bukan artinya tidak sekolah tinggi-tinggi atau "buta" baca tulis, melainkan dari bahasa aslinya berarti orang yang tidak berpengalaman, atau sudah punya pengetahuan, tetapi tidak mengaplikasikannya. Jadi, jangan hanya bangga hafal ayat, tapi buta ayat. Sebab, jika begitu, selama ini hidupnya bukan karena percaya, namun hanya mengaku orang percaya.

Versi Lexham English Bible lebih tegas karena pakai kata 'gullible', artinya mudah tertipu atau dibodohi. Bagaimana supaya tidak mudah tertipu dan dibodohi, dengan kata lain memperoleh pengertian ? Seperti cara membedakan barang palsu dari yang asli, yaitu kualitasnya (quality) dan lebih sering perbanyak waktu (quantity) dengan yang asli. Makna rohaninya, kita diingatkan lebih banyak (kuantitas) dalam keintiman (kualitas) dengan Tuhan. Orang yang punya pengertian akan dikenali ketika berseru kepada Tuhan, sebab ia bukan berseru karena sekadar tahu tentang Dia.

Amsal 9 : 10
Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal yang Mahakudus adalah pengertian.

Matius 7 : 21
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku : Tuhan, Tuhan ! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Ditolak oleh manusia saja sakit rasanya, apalagi kalau sampai ditolak Tuhan. Jangan sampai menimpa kita. Terkenal di dunia itu belum tentu dikenal di surga. Itulah yang membedakan, karena pengetahuan akan Tuhan tidak menyelamatkan, namun pengenalan akan Tuhanlah jalan keselamatan. Jadi, pengetahuan yang diaplikasikan (pengalaman) itu penting, sebab firman Tuhan menyebut orang yang tidak berpengalaman = orang bodoh. Jangan terkecoh hanya mengejar pengetahuan dengan alasan supaya tidak bodoh, padahal jadi 'gullible' atau mudah tertipu dan dibodohi. Untuk itu, kita perlu review.

Review punya nilai guna yang mengarah pada perbaikan. Inilah yang membedakan antara review dari opini. Review merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memberikan ulasan terhadap suatu hal yang sudah pernah dicoba. Biasanya, membahas kekurangan maupun kelebihan dengan manfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Karena itu, kita tidak bisa me-review hal yang belum pernah kita lakukan. Dan ingat selalu, ini untuk manfaat baik, bukan menjatuhkan. Jadi, jangan mau diintimidasi Iblis setelah melakukan review. 

Review terjadi dalam aspek 4R, yaitu kehidupan ROHANI yang adalah aspek roh manusia, RASA (perasaan) dan RASIO (pikiran) yang adalah aspek jiwa manusia, serta RAGA yang adalah aspek tubuh manusia. Terkandung harapan pada semua itu sesuai firman berikut ini.

1 Tesalonika 5 : 23
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

Inilah titik awal 'recover' atau pemulihan yang memiliki arti kembali baik atau sehat, sembuh dari luka atau sakit, menjadi baru. Itulah sebabnya, pemulihan bukan berarti tidak pernah ada kerusakan, namun justru kerusakan itu sudah tidak punya lagi kendali atas hidup kita. Sekalipun berbekas, itu hanya berfungsi sebagai bukti yang menandakan kita telah berjuang.

Pemulihan ialah sebuah proses jeda sesaat, bukan selamanya. Seumpama balap mobil, pemulihan ialah bagian strategi pertandingan, yang jeda sesaatnya disebut 'pit stop'. Pit stop bukan sembarang jeda, melainkan penuh strategi pemulihan yang bertujuan agar pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat. Seperti target usia 77 tahun bangsa Indonesia yang akan jadi tuan rumah G20 pada November 2022 dengan tema Recover Together, Recover Stronger.

Bagaimana kita yang telah mengalami hidup penuh perjuangan ? Adakah pit stop sebagai jeda sesaat untuk tujuan recovery atau pemulihan ? Atau, kita hanya bertanding terus hingga kelelahan dan tersendat, stagnan, seolah hilang kekuatan ? 'Almost everything that stagnating will work again if you unplug it for a while, including you' (Hampir semua yang tersendat akan berfungsi kembali apabila Anda melepaskan sambungannya sesaat, termasuk diri kita dari hal-hal lainnya) ! Di pitstop untuk recover, ada 3 hal yang dilakukan :

• RECHARGE
Apa yang di-recharge ? 'Mindset' atau pola pikir dan paradigmanya. Jangan sampai kelelahan atau kehabisan tenaga, sebab perjuangan masih panjang. Kita perlu mindset untuk taat (mendengarkan arahan), rela (menerima masukan serta koreksi), serta percaya (tidak mudah putus asa). Karena itu, bangunlah keintiman dengan-Nya lewat doa, pujian, penyembahan.

Amsal 3 : 5 - 6
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.

• REFUEL
Apa yang di-refuel ? 'Skillset' atau keahlian serta kemampuannya. Ibarat, jangan sampai kehabisan bensin karena perjalanan atau trek ke depan akan memiliki tantangan baru. Butuh 'skill' untuk lebih cermat (cerdas berhikmat), gesit (tangkas seiring perubahan zaman), dan peka (sanggup beradaptasi agar relevan). Kemudian, seturut aturan, terutama nilai-nilai kerajaan Allah melalui membaca firman Tuhan.

2 Timotius 2 : 5
Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota  sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.

• RENEW
Lalu, apa yang di-renew atau  yang harus diperbarui ? Kekuatannya.

Yesaya 40 : 31
Tetapi orang yang menanti-nantikan Tuhan  mendapat kekuatan baru : Mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Hingga pada akhirnya, kita dapat berkata dengan yakin penuh seperti rasul Paulus.

2 Timotius 4 : 7
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

Tuhan Yesus Memberkati