GBI PRJ (CK7)

Tuhan Yesus sudah bangkit, dan sadarilah kita menjadi lebih daripada pemenang. Tuhan pun memberikan kemenangan serta berperang ganti kita, namun bukan berarti kita enak-enakan saja, melainkan mesti terlibat dan mengerjakan bagian kita, terutama taat kepada-Nya.

Roma 8 : 37
Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Kemenangan pun berbicara tentang mentalitas maupun apa yang ada dalam kita. Namun, seringkali kita yang merasa semuanya aman dan baik-baik saja, maka tidak punya lagi kesadaran untuk berjaga-jaga. Padahal, sangat perlu untuk terus-menerus membangun kewaspadaan. Demikian pun zaman dulu pada masa Yosua. Sangat sering dan populer umat Israel menyeberangi sebuah tempat, namun ketika telah menduduki Tanah Perjanjian, ada sejumlah suku yang berpangku tangan dan bermalas-malasan, sehingga Yosua menegur mereka.

Yosua 18 : 3
Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel : Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu ?

Kata 'bermalas-malasan' di atas dalam bahasa Ibrani yang dipakai ialah 'raphah' yang berarti jatuh ke bawah, terlempar mundur ke belakang. Dengan kata lain, ada mentalitas yang hanya menunggu dicambuk, maka baru mau bergerak, bertindak dan berubah baik. Begitulah Israel ketika sudah berada di Tanah Perjanjian, mereka tidak mau bergerak melakukan bagiannya. Mungkinkah demikian juga keadaan kita hari-hari ini yang tidak menjadi maksimal dan mengambil atau melakukan bagian kita ?

Jangan lagi bermalas-malasan dan mengantuk secara rohani. Sebab spiritual slackness atau kemalasan rohani tersebut berbahaya sekali yang akan membuat kita hancur secara rohani. Ingat kisah Daud, ketika berperang ia tidak pernah terjatuh dalam kekalahan maupun perbuatan dosa, melainkan justru ketika sedang tidak berbuat apa-apa. Kalahkanlah spiritual slackness dan bangunlah semangat dari dalam diri kita masing-masing.

2 Samuel 11 : 1 - 2  
Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.

APA DAMPAK KEMALASAN TERHADAP HIDUP KITA :

1. Menyia-nyiakan Waktu
Waktu sangat penting sebab merupakan "mata uang" kehidupan. Waktu cepat berlalu, baik dipakai untuk hal berguna maupun tidak. Menjadi tua pun otomatis, namun menjadi dewasa rohani itu pilihan. Jadi, jangan buang-buang waktu (Kronos atau waktu manusia; Kurios atau waktunya Tuhan) yang berharga, tidak bisa diulang atau dikendalikan, serta merupakan kepercayaan dari-Nya. 

Jangan sampai menyesal di kemudian hari karena tidak menggunakan maupun menghargai waktu. Jangan juga menjadi bebal yang hanya mengetahui kebenaran, namun tidak pernah mengerjakannya. Cara menggunakan waktu pun akan menentukan apakah kita menjadi orang bijaksana ataukah bebal. Cara bijak menggunakan waktu adalah menghargai, mengisi, serta meningkatkan hari kita dengan pertumbuhan rohani.

Efesus 5 : 15 - 16 
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Roma 12 : 11
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

Mazmur 90 : 10 & 12 
Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. jarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

2. Menyepelekan Kehidupan
Jika bermalas-malasan, akan ada sikap penyepelean terhadap apa saja dalam hidup kita, termasuk hal-hal yang terlihat kecil dan sederhana. Padahal, dampak penyepelean sangat serius, bahkan dibenci Tuhan. Misalnya, Esau yang menyepelekan hak kesulungan.

Roma 9 : 13
Seperti ada tertulis : Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.

3. Melihat Pendek
Seseorang yang hanya berpandangan pendek dan tidak bisa melihat jauh ke depan akan mudah marah, curiga, berpikiran negatif, serta pahit hati.

2 Petrus 1 : 5 - 9 
Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.

Kata 'picik' yang dipakai dalam firman Tuhan di atas, bahasa Yunaninya adalah 'muopazo' yang artinya remang-remang, tidak jelas, rabun, dan buram sehingga dapat saja akan menabrak ke segala arah.

Jangan lagi bermalas-malasan dalam iman, berdoa, membaca firman, beribadah maupun bersekutu di komunitas COOL, jangan malas belajar maupun berkarya serta menghasilkan banyak hal yang besar bersama Tuhan.

Menjadi pemenang pun bukan berarti orang yang tidak pernah mengalami kesalahan, kejatuhan ataupun kegagalan, melainkan mau untuk terus berjuang bersama-Nya. Allah yang memegang kendali kehidupan kita. Jadi, janganlah pernah menyerah ataupun berputus asa.

Tuhan Yesus Memberkati