
Seorang hamba Tuhan pernah membagikan, "Tuhan menciptakan kita semua menurut gambar-Nya. Tapi dosa—bukan Tuhan—yang membuat cermin itu retak. Bayangan di cermin mungkin tampak terdistorsi, tapi itu tetap cermin milik Tuhan."
Ironisnya, kalau kita mau jujur, semua orang punya 'retakannya' masing-masing. Ada yang mungkin pada sifat egonya, ada yang mungkin suka bergosip, ataupun lainnya. Jadi, bukan Tuhan yang salah menciptakan, tapi dosalah yang salah mengubah.
"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23).
Ya, semua orang telah berdosa; semuanya tidak memenuhi harapan Allah yang mulia. (FAYH)
Since we've compiled this long and sorry record as sinners (both us and them) and proved that we are utterly incapable of living the glorious lives God wills for us. (MSG)
Namun, ada kabar baiknya adalah kita semua sedang dalam proses diperbaiki oleh Sang Pencipta kita—apabila kita bersedia. Ia memiliki tujuan dan maksud yang indah untuk setiap kita.
"Keselamatan kita adalah hasil karya Allah sendiri. Kita yang bersatu dengan Kristus Yesus secara rohani diciptakan kembali menjadi manusia baru. Dengan begitu, kita dimampukan untuk melakukan hal-hal baik yang sudah Allah rencanakan sejak semula untuk kita lakukan" (Efesus 2:10, TSI).
Allah sendirilah yang menjadikan keadaan kita seperti sekarang ini dan memberi kepada kita hidup baru dari Kristus Yesus. Sejak dahulu sudah direncanakan-Nya agar hidup ini kita pakai untuk melakukan perbuatan yang baik. (FAYH)
It is God who has made us what we are now. Because of our relationship with Christ Jesus, he has enabled us to receive spiritual/eternal life in order that we should conduct our lives habitually doing the good deeds that God previously planned for us to do. (DEIBLER)
Tuhan tidak menciptakan seseorang untuk rusak; Ia menciptakan kita, dan dosa yang merusak; tetapi kasih Kristus datang untuk memulihkan.
Cermin mungkin retak, tapi tangan kasih Allah sanggup menyatukannya kembali. Yang penting jangan kita bangga dengan retaknya, melainkan biarkan Ia memperbaikinya, dan kita boleh bersyukur, hidup rendah hati, serta berterima kasih karena Ia yang telah melakukannya.
~ JP