
Mazmur 90:12, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."
Sadarkanlah kami akan singkatnya hidup ini supaya kami menjadi orang yang berbudi. (BIMK)
Ajari kami menghitung hari-hari kami dan menyadari betapa sedikitnya hari-hari itu! Tolonglah kami untuk menjalani hidup sebagaimana patutnya! (FAYH)
Pada hari Minggu yang lalu, saya beserta beberapa rekan dalam komunitas WOI (Women of Integrity) dikagetkan dengan berita berpulangnya ke Rumah Bapa di surga seorang gembala atau pemimpin di komunitas COOL WOI, seorang teman sepelayanan yang hatinya sangat tulus dalam melayani.
Padahal, tidak ada kabar tentang sakit, dan kehidupannya baik-baik saja.
Berita duka itu mengingatkan kembali, bahwa hidup di bumi ini benar-benar hanyalah ibarat "transit". Seperti halnya hendak bepergian ke suatu kota, dan ke manapun atau di manapun transit serta singgahnya, tujuan akhirnya tetaplah ke sana, ke kota tujuan utama kita tadi. Umur manusia tidak ada yang tahu, selain Dia saja. Demikian juga, pekerjaan, pelayanan, dan pendidikan kita pun cuma sementara.
Kita hanya bisa meminta kepada-Nya, "Tuhan, sadarkanlah kami akan singkatnya hidup ini." Waktu yang singkat bukan sekadar menghitung hari-hari, namun mengisinya dengan kebaikan, pertobatan, memberi dampak yang baik, serta menjadi berkat bagi banyak orang.
Mungkin kita bisa saja mengetahui berapa banyak materi yang masih kita miliki serta yang tersisa atau tersedia untuk menopang hidup, namun kita takkan pernah tahu berapa lagi sesungguhnya waktu hidup yang masih kita miliki untuk bernapas dan menjejakkan kaki di bumi ini.
Hidup ini adalah terbatas, maka gunakanlah waktu dengan berkualitas. Mintalah hati yang bijaksana, hati yang lahir dari rasa takut akan Tuhan, yang mengingatkan kita akan kebaikan serta anugerah-Nya dalam hidup kita, dan menjadi perpanjangan tangan-Nya selama kita masih dapat hidup di dunia.
Ibrani 13:14 (FAYH), "Sebab dunia ini bukanlah tempat tinggal kita; dengan penuh pengharapan kita menantikan tempat tinggal kita yang kekal di surga."
This "insider world" is not our home. We have our eyes peeled for the City about to come. (MSG)
~ Deliana Marpaung, M.Th