Maaf bila memakai ilustrasi yang mungkin agak kurang berkenan hari ini.
Nah, adakah di antara kita yang langsung kabur saat melihat atau berada di dekat seekor kecoak? Apalagi, jenis yang dapat terbang! Salah seorang adik ipar saya melakukannya. Mungkin sih katsaridafobia atau fobia terhadap coro tersebut, tetapi ia masih sangat takut, merasa begitu jijik saat seekor kecoak mendekat.
Memang sering dianggap hama rumah tangga ataupun perkantoran, sehingga serangga ini tidak disukai orang-orang pada umumnya. Namun, tahukah kita bahwa bahkan dari satu jenis hewan yang dianggap menjijikkan tersebut, memiliki fungsi yang penting bagi kehidupan?
Ya, hewan itu merupakan natural decomposer atau pendaur ulang alamiah. Fungsi kecoa dalam ekosistem adalah membantu pembusukan dalam tanah.
Hewan yang dalam bahasa Inggris berarti cockroach, dan berasal dari bahasa Spanyol 'cucaracha' ini, bisa memakan apa saja, seperti tumbuhan dan hewan yang telah mati, ataupun kotoran hewan! Mungkin karena itulah dapat hidup di lokasi paling kotor sekalipun.
Sistem pencernaan seekor kecoak mengandung bakteri dan protozoa, sehingga akan mendaur ulang atau mengubah limbah di lingkungan menjadi nutrisi yang mudah diserap alam. Selain itu, kotoran kecoak juga memberi nutrisi untuk tanaman. Bayangkan, jika kita mematikan ribuan hewan tersebut dari bumi, justru lingkungan menjadi lebih kotor. Karena menghilangkan banyak kecoak sama saja dengan menghilangkan sumber makanan penting bagi beberapa burung ataupun mamalia kecil seperti tikus, serta mengacaukan siklus nitrogen di alam.
Setelah penjelasan sederhana ini, jika seekor lipas, kepuyuk, atau kecoak saja memiliki fungsi dan tujuan, bukankah kita sebagai manusia lebih mempunyai tujuan serta panggilan hidup dari Tuhan?!
Roma 8:30 (BIS), "Begitulah Allah memanggil mereka yang sudah ditentukan-Nya terlebih dahulu; dan mereka yang dipanggil-Nya itu, dimungkinkan-Nya berbaik kembali dengan Dia. Dan mereka yang dimungkinkan-Nya berbaik kembali dengan Allah, mengambil bagian dalam hidup Allah sendiri."
Begitulah Allah memanggil orang-orang yang sudah dipilih-Nya terlebih dahulu. Lalu Allah mengatur sehingga mereka yang dipanggil-Nya itu dapat diterima-Nya menjadi sahabat-Nya. Dan kepada mereka yang sudah diterima menjadi sahabat-Nya itu, Allah memberikan pengalaman-pengalaman indah seperti yang dialami oleh Allah sendiri. (BSD)
After God made that decision of what his children should be like, he followed it up by calling people by name. After he called them by name, he set them on a solid basis with himself. And then, after getting them established, he stayed with them to the end, gloriously completing what he had begun. (MSG)
~ FG