Mazmur 13:1-3, "Doa kepercayaan -- Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?"
BERAPA lama lagi Engkau melupakan aku, TUHAN? Untuk selama-lamanyakah? Berapa lama lagi Engkau memalingkan muka pada waktu aku memerlukan pertolongan? Berapa lama lagi aku harus menanggung derita di dalam hati? Berapa lama lagi musuhku menang atas aku? (FAYH)
Long enough, GOD--you've ignored me long enough. I've looked at the back of your head long enough. Long enough I've carried this ton of trouble, lived with a stomach full of pain. Long enough my arrogant enemies have looked down their noses at me. (MSG)
Berapa lama lagi?
Pertanyaan yang mungkin kerap kali terucap saat kita sedang dalam proses ujian kehidupan, yang rasanya tidak selesai-selesai.
Dalam hal apa pun, tidak ada seorang yang senang berada dalam kondisi tertekan atau terhimpit masalah untuk waktu yang lama. Kita semua pasti ingin segera keluar, mendapat kelegaan, jawaban, kemenangan, serta pembelaan dari Tuhan.
Namun, waktu Tuhan bukanlah waktunya kita, dan manusia tidak memiliki kuasa untuk mengendalikan waktu.
Kejujuran Daud mempertanyakan waktu pembelaan dari Tuhan tidak muncul dari motivasi untuk protes ataupun mengatur-atur kehendak Tuhan. Daud menyadari serta mengakui kedaulatan-Nya terhadap waktu, dan dalam masa penantian itu, Daud memilih untuk mendekat dan mencurahkan isi hatinya pada Tuhan dalam sebuah doa kepercayaan yang ia penuhi dengan kata-kata pengharapan maupun pujian pada kesetiaan Tuhan.
Doa tersebut mencegah Daud merasa kecewa dalam penantiannya.
Mari belajar dari Daud, dalam masa penantian kita:
Jikalau kita sungguh-sungguh mencari pertolongan Allah melalui iman kepada Yesus, maka penundaan Allah tidak berarti kita telah ditinggalkan-Nya. Ia mungkin, bahkan merencanakan untuk melaksanakan suatu maksud yang lebih indah, meski belum terlihat dalam hidup kita. Ia peduli dan mengerti rancangan-Nya adalah rancangan damai sejahtera, penuh kebaikan yang sempurna. Percayalah kesetiaan Tuhan tidak berubah, sepanjang apa pun waktu mengujinya.
Jadi, berapa lama lagi? Pada kasih setia Tuhan kita percaya, Ia telah berbuat baik kepada kita.
Di hadirat-Mu kusujud menyembah
kucari wajah-Mu dan bukan berkat-Mu
Kau yang maha tahu dalamnya hatiku
tiada yang lain seperti diri-Mu
Segenap hidupku kumengasihi-Mu
Yesusku kucinta pada-Mu
bawaku mendekat pada-Mu
tinggal di dalam hadirat-Mu
(Jason Irwanto Chang)
~ Dina Evariyana